Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEORANG pejabat senior The Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, mengatakan, Kamis (22/6), bahwa penaikan suku bunga tambahan diperlukan untuk mengatasi inflasi yang tinggi secara historis.
"Saya percaya bahwa penaikan suku bunga acuan tambahan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target kami dari waktu ke waktu," kata anggota dewan The Fed Michelle Bowman dalam konferensi di Cleveland, Ohio, pada Kamis pagi, menurut pernyataan yang telah disiapkan. The Fed menghentikan pengetatan moneter yang agresif minggu lalu setelah menaikkan suku bunga acuan pinjaman 10 kali berturut-turut hanya dalam waktu satu tahun untuk mengatasi inflasi yang tetap di atas target jangka panjangnya sebesar 2%.
Sasaran The Fed sekarang suku bunga acuan berada dalam kisaran antara 5,0% dan 5,25% sebagai level tertinggi sejak 2007. Bowman, yang merupakan anggota pemungutan suara komite penetapan suku bunga The Fed, mengatakan dia telah mendukung keputusan komite pekan lalu untuk mempertahankan suku bunga menghadapi data ekonomi yang beragam.
Baca juga: VW Incar Penjualan Tumbuh 7% dan Pasar AS-Tiongkok
Bowman mengatakan kebijakan moneter bank yang lebih ketat telah berdampak pada aktivitas ekonomi dan inflasi hingga saat ini. Namun dia menambahkan bahwa, sementara inflasi telah menurun secara substansial, tetapi, "Tetap terlalu tinggi. Saya perkirakan kita perlu meningkatkan suku bunga dana federal lebih lanjut untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat sehingga menurunkan inflasi secara bermakna dan tahan lama."
Keputusan untuk menahan suku bunga minggu lalu sudah bulat, tetapi hampir semua anggota Komite Pasar Terbuka Federal memperkirakan bahwa bank harus menaikkan patokannya lebih lanjut sebelum akhir tahun. "Mengingat seberapa jauh kita telah melangkah, mungkin masuk akal untuk menaikkan suku bunga tetapi melakukannya dengan kecepatan yang lebih moderat," kata Gubernur The Fed Jerome Powell kepada anggota parlemen di Capitol Hill pada Rabu.
Baca juga: Inflasi Amerika Serikat Turun selama 11 Bulan Terakhir
"Hampir semua peserta FOMC berharap akan tepat untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut pada akhir tahun," katanya. Mayoritas besar percaya dua kenaikan tambahan akan diperlukan tahun ini. "Saya pikir itu tebakan yang cukup bagus tentang yang akan terjadi jika ekonomi berjalan seperti yang diharapkan," katanya.
Pedagang berjangka menetapkan sekitar 75% peluang The Fed akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya 25-26 Juli, menurut data dari CME Group. (AFP/Z-2)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
California tengah dilanda kebakaran hutan terbesar yang pernah dihadapi negara bagian tersebut sejak awal 2025.
Banjir bandang di Negara Bagian texas mendorong deklarasi bencana untuk wilayah Hill Country dan Concho Valley.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
IRAN menganggap senjata nuklir tidak manusiawi dan dilarang secara agama. Memiliki senjata nuklir dapat menempatkan Teheran dalam posisi yang lebih rapuh.
AMERIKA Serikat tidak terima dengan kebijakan Republik Islam Iran yang resmi memutus hubungan kerja sama nuklir dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved