KANADA kehilangan 17.000 pekerjaan pada Mei. Ini mendorong untuk pertama kali dalam beberapa bulan tingkat pengangguran menjadi 5,2%. Demikian dikatakan badan statistik nasional, Jumat (9/6).
Angka pengangguran datang sebagai kejutan, setelah kenaikan lapangan kerja yang kuat dalam beberapa bulan terakhir. Sejak September lalu sekitar 400.000 pekerjaan baru telah tercipta.
"Setelah serangkaian panjang keuntungan besar dalam pertumbuhan pekerjaan, perekrutan tampaknya mencapai masa sulit di Mei," kata analis Desjardins Royce Mendes. Menurut Statistik Kanada, sebagian besar pekerjaan yang hilang ialah pekerja penuh waktu dan wiraswasta.
Baca juga: Langkah UBS Ukir Credit Suisse setelah Tuntaskan Merger
Ada lebih sedikit orang yang dipekerjakan dalam sebulan pada bisnis, bangunan, dan layanan pendukung lain (-31.000). Begitu pun dalam layanan profesional, ilmiah, dan teknis (-13.000), kata agensi itu. Meskipun begitu, pekerjaan meningkat di bidang manufaktur (+13.000), jasa lain (+11.000), dan utilitas (+4.200).
Mendes berkomentar bahwa total jam kerja, yang turun 0,4% di Mei, "Terlihat buruk. Satu-satunya pembacaan layak bagi pekerja ialah angka upah yang masih berjalan dengan kecepatan tahunan di atas lima persen."
Baca juga: Inflasi Tinggi, Bank Sentral Kanada Naikkan Suku Bunga Acuan
Asisten kepala ekonom RBC Nathan Janzen mencatat bahwa lebih banyak data ekonomi dijadwalkan akan dirilis sebelum pengumuman suku bunga berikutnya di Juli. Bank of Canada, setelah pada Maret menjadi pusat utama pertama yang menghentikan kebijakan moneter agresif baru-baru ini untuk melawan inflasi, keluar dari sela-sela minggu ini untuk menaikkan suku bunga pinjaman utamanya menjadi 4,75%.
Itu mengikuti beberapa kenaikan berturut-turut yang dimulai pada Juni 2022 ketika suku bunga berada pada rekor terendah. "Kami terus mengharapkan rilis data terlihat lebih lembut seiring berjalannya waktu," kata Janzen dalam catatan penelitian. "Mungkin akan membutuhkan lebih banyak kejutan penurunan untuk membalikkan rencana penaikan suku bunga di Juli." (AFP/Z-2)