DIREKTUR Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira sepakat dengan pernyataan ekonom senior Faisal Basri yang mengatakan minimnya investasi asing ke Indonesia, terutama dari Jepang yang beralih berinvestasi ke Vietnam. Vietnam kini menjadi negara di Asia yang paling banyak menerima investasi dari Jepang. Menurut Faisal, hasil investasi di Indonesia tidak sebanyak di Vietnam, dan hanya dua industri yang berkembang di Indonesia, hanya sektor makanan dan minuman serta zat kimia.
Bhima mengatakan memang Jepang mulai kurang berminat melakukan ekspansi bisnis di Indonesia. Salah satu buktinya bahwa Jepang absen untuk terjun pada pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
"Soal kendaraan listrik Jepang seperti absen ya," kata Bhima saat dihubungi, Kamis (8/6).
Baca juga: Faisal Basri Ungkap Investasi di RI Tak Lagi Menarik di Mata Jepang
Dia jelaskan, berdasarkan data, bahwa investasi Jepang ke Indonesia konsisten menurun. Pada tahun 2022, investasi Jepang hanya US$3,56 miliar, jauh lebih kecil dibanding 2016 yang sebesar US$ 5,4 miliar.
Beberapa faktor menjadi penyebabnya antara lain daya saing Indonesia yang tertinggal, biaya logistik mahal, talenta atau SDM Indonesia yang tidak sesuai dengan kualifikasi, sampai ketidakpastian kebijakan yang tinggi di Indonesia.
Baca juga: Pemerintah Bantah Minat Investasi Asing ke Indonesia Turun
"Kebijakan pembangunan juga cenderung beralih memberikan karpet merah ke China. Investasi asal China di 2016 sebesar US$2,6 miliar dan di 2022 menjadi US$ 8,2 miliar. Mulai dari infrastruktur, hilirisasi nikel sampai mobil listrik seolah China mendapatkan prioritas. Ini membuat negara lain akhirnya mencari tujuan lain sebagai basis produksi," kata Bhima. (Try)