Kamis 08 Juni 2023, 16:31 WIB

Faisal Basri Ungkap Investasi di RI Tak Lagi Menarik di Mata Jepang

Insi Nantika | Ekonomi
Faisal Basri Ungkap Investasi di RI Tak Lagi Menarik di Mata Jepang

MI/Moh Irfan
Ekonom Senior Faisal Basri dalam diskusi survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun 2022 di Jakarta (paling kanan)

 

EKONOM senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan ada penurunan minat investasi Jepang di Indonesia. Hal ini terlihat dari survei yang dilakukan Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Setiap tahunnya, JBIC merilis hasil survei atas perusahaan manufaktur Jepang yang melakukan bisnis di luar Jepang yang dinamakan Survey on Overseas Business Operations by Japanese Manufacturing Companies.

Selama enam tahun terakhir Indonesia menduduki peringkat keenam di bawah Vietnam dan Thailand dalam daftar 'Promising Countries for Overseas Business'. Di 2016, Indonesia sempat bertengger di posisi ketiga, mengalahkan Vietnam dan Thailand. Di 2014-2015, menduduki peringkat kedua. Bahkan, di 2013, Indonesia menjadi primadona investasi bagi Jepang dengan menempati peringkat pertama.

Baca juga: Faisal Basri Sebut Elon Musk Ogah-ogahan Investasi di Indonesia

"Dari survei JBIC soal negara nama yang paling menjanjikan untuk berinvestasi, Indonesia di nomor enam. Lebih dari lima tahun kesusul sama Vietnam," kata Faisal dikutip Kamis (8/6).

Ia mengatakan investor Jepang kini beralih menanamkan modal usahanya ke Vietnam karena perkembangan industri manufaktur yang pesat. Sementara di Indonesia, hanya industri sektor makanan dan minuman serta logam dasar yang berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) di Tanah Air.  

"Saat ini, Indonesia tidak lagi menjadi daya tarik bagi Jepang dalam industri manufaktur. Di Asia, Jepang full ke Vietnam sekarang," ungkap Faisal.

Baca juga: Faisal Basri: Investasi Zaman Jokowi Paling Lambat Tumbuh

Selain itu, ia juga menyinggung tingginya biaya modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu output atau keluaran ekonomi di Indonesia berdasarkan data Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, rata-rata angka ICOR berkisar 4-4,6%. Sedangkan, di era Presiden Joko Widodo sebesar 6,5%.

"Jadi ini boros banget. Makanya, investor nggak ada yang mau datang dan bikin produk di Indonesia," terang Faisal.

Disangkal Pemerintah

Sementara itu, pemerintah membantah pernyataan yang menyebutkan minat investasi negara lain terhadap Indonesia menurun. Sebab penanaman modal asing (PMA) di Indonesia mencatatkan pertumbuhan dan memiliki porsi yang lebih besar ketimbang penanaman modal dalam negeri (PMDN).

"Realisasi investasi PMA terjadi tren peningkatan. Itu bisa dilihat dari porsi investasi PMA terhadap realisasi investasi nasional, yaitu sekitar 54%," ujar Deputi Bidang Pengembangan Iklim dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Yuliot kepada Media Indonesia, Kamis, (8/6).

Dari data BKPM, realisasi PMA pada triwulan I 2023 mencapai Rp177 triliun, setara 53,8% dari total realisasi investasi sebesar Rp328,9 triliun. PMA di tiga bulan pertama tahun ini tercatat tumbuh 20,2% dari capaian realisasi PMA di periode yang sama pada 2022.

Adapun lima negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia pada triwulan I 2023 ialah Singapura US$4,3 miliar, Hong Kong US$1,5 miliar, Tiongkok US$1,2 miliar, Jepang US$1 miliar, dan Amerika Serikat US$0,8 miliar.

Jepang, kata Yuliot, masih menjadi salah satu negara yang tertarik dan menaruh minat untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir, misalnya penanaman modal yang dilakukan Negeri Sakura terbilang cukup baik, yakni sebesar US$2,6 miliar di 2020, US$2,3 miliar di 2021, dan US$3,6 miliar di 2022.

(Z-9)

 

Baca Juga

Ist/BPJS Ketenagakerjaan

Dirut BPJS Ketenagakerjaan Serahkan JHT Handry Satriago kepada Keluarga 

👤Media Indonesia 🕔Selasa 26 September 2023, 08:25 WIB
Diketahui bahwa Handry Satriago telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sejak awal kariernya di General Electric Indonesia tahun 1997...
Istimewa

BPJS Ketenagakerjaan dan Labamu Terbitkan Perlindungan untuk Pelaku UMKM

👤Andhika Prasetyo 🕔Selasa 26 September 2023, 08:16 WIB
BPJS Ketenagakerjaan menggandeng Labamu, perusahaan penyedia aplikasi pencatatan keuangan, untuk menciptakan program perlindungan jaminan...
AFP/JOEL SAGET

Bahlil Tegaskan Izin Tiktok bukan untuk Berjualan

👤Basuki Eka Purnama 🕔Selasa 26 September 2023, 07:23 WIB
Bahlil menegaskan pemerintah akan mencabut izin platform media sosial asal Tiongkok itu jika tetap dijadikan tempat kegiatan jual...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

  • Presiden PKS Buka-Bukaan Soal Pasangan Amin

    Berikut petikan wawancara khusus wartawan Media Indonesia Ahmad Punto, Henri Salomo, Akhmad Mustain, dan Rifaldi Putra Irianto di kantor DPP PKS, Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya