Jumat 02 Juni 2023, 14:45 WIB

Progres RUU Utang Amerika Picu Kenaikan Saham Asia di Sesi Awal

Zubaedah Hanum | Ekonomi
Progres RUU Utang Amerika Picu Kenaikan Saham Asia di Sesi Awal

AFP
Ilustrasi

 

SAHAM Asia menguat pada awal perdagangan Jumat (2/6), karena kemajuan RUU untuk menaikkan plafon utang AS dan meningkatnya harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin mempertahankan suku bunga dalam pertemuan berikutnya membantu menyemangati selera investor terhadap aset-aset berisiko.

Senat AS berada di jalur untuk meloloskan RUU guna meningkatkan plafon utang pemerintah sebesar US$31,4 triliun pada Kamis (1/6) malam di Washington, kata Pemimpin Mayoritas Demokrat Chuck Schumer, setelah Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan RUU tersebut pada Rabu (31/6).

Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan dapat membayar semua tagihannya pada 5 Juni jika Kongres gagal bertindak.

Baca juga : Harga Minyak Naik, Pasar Tunggu Kabar Pemotongan OPEC+

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang melonjak 1,13%. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,57%, sementara Nikkei Jepang menguat 0,71%.

Saham China telah dilumpuhkan oleh kekhawatiran tentang kegagapan pascapemulihan COVID-19. Indeks Komposit Shanghai dibuka 0,2% lebih tinggi sementara, indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 2,0% lebih tinggi.

Baca juga : Kenaikan Utang Tingkatkan Nominal PDB Indonesia

Tekanan upah

Datamenunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat sedikit minggu lalu dan pengusaha swasta mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diperkirakan pada Mei, menunjukkan berlanjutnya pengetatan pasar tenaga kerja.

Harry Ottley, seorang ekonom di Commonwealth Bank of Australia (CBA), mengatakan tanda-tanda tekanan upah yang melambat telah meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga dalam dua minggu.

Pedagang terus memutar kembali taruhan mereka tentang kenaikan suku bunga Fed dalam dua minggu mendatang, dengan pasar memperkirakan peluang 20%n untuk kenaikan bank sentral sebesar 25 basis poin dibandingkan dengan peluang 50% seminggu sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.

"Investor juga didukung oleh berita bahwa DPR AS telah meloloskan RUU plafon utang AS dalam langkah penting untuk menghindari gagal bayar AS, dengan langkah selanjutnya bergeser ke Senat AS," kata Ottley dari CBA, dikutip dari Reuters.

Fokus sekarang bergeser ke laporan pengangguran Departemen Tenaga Kerja yang diawasi ketat untuk Mei, yang akan dirilis pada Jumat. Data akan membantu menentukan apakah Fed bertahan dengan kenaikan suku bunga yang agresif.

Komentar dari pejabat Fed juga membantu menguatkan harapan Fed, dengan Presiden Federal Reserve Philadelphia Patrick Harker mengatakan bank sentral AS seharusnya tidak menaikkan suku bunga pada pertemuan mereka berikutnya.

"Sudah waktunya untuk setidaknya menekan tombol stop untuk satu pertemuan dan melihat bagaimana kelanjutannya," kata Harker.

Semalam, Nasdaq dan S&P 500 ditutup pada level tertinggi sejak Agustus 2022 karena investor merangkul pasar tenaga kerja yang tangguh di tengah optimisme Fed dapat merekayasa soft landing ekonomi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga turun pada Kamis (1/6). Pada jam-jam awal Asia, imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, naik 0,6 basis poin menjadi 4,347%, setelah turun sekitar 5 basis poin pada Kamis (1/6).

Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik 0,2 basis poin menjadi 3,61%, sedangkan imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 30-tahun turun 0,6 basis poin menjadi 3,829%.

Di pasar mata uang, indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama lainnya, datar setelah turun 0,6% semalam, dengan euro naik 0,01% menjadi US$1,0762.

Yen Jepang melemah 0,11% menjadi US$138,93, sementara sterling terakhir diperdagangkan pada US$1,2527 atau naik 0,02%.

Minyak mentah AS turun 0,01% menjadi diperdagangkan di US$70,09 per barel dan Brent turun 0,03% menjadi diperdagangkan di US$74,26 per barel.

Emas spot turun 0,1% menjadi diperdagangkan di US$1.976,69 per ounce. Emas berjangka AS turun 0,05% menjadi diperdagangkan di US$1.977,10 per ounce. (Ant/Z-4)

Baca Juga

Dok. Bank Muamalat

Juara Kompetisi MIKIR, Mahasiswa Ini Jadi Direktur Eksekutif Selama Sehari

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 22:15 WIB
Fathmah menerima hadiah prestisius dari Muamalat Institute yaitu bisa mendapatkan kesempatan untuk datang ke Jakarta menjadi Direktur...
Ist/DPR

Cegah Tarif Listrik Naik, DPR Pastikan Power Wheeling Tak Masuk RUU EBET

👤Media Indonesia 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 20:31 WIB
Power wheeling merupakan mekanisme yang dapat memudahkan transfer energi listrik dari pembangkit swasta ke fasilitas operasi milik negara...
MI/Andhika Prasetyo

Sulit Balik Modal, Pemerintah Dinilai Gamang Tentukan Tarif Kereta Cepat Whoosh

👤Insi Nantika Jelita 🕔Minggu 01 Oktober 2023, 19:55 WIB
proyek strategis nasional itu bisa balik modal dalam kurun waktu 38 tahun setelah resmi beroperasi secara komersial dengan perhitungan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya