Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sudah lama sekali Ishak Yahya menyandarkan hidupnya pada kerak telor. Sejak 1980-an, katanya. Tepatnya di tahun berapa, ia mengaku tidak ingat.
Yang pasti, ketika Pekan Raya Jakarta (PRJ) diselenggarakan di Monas, dia sudah mulai mengaduk-aduk beras dengan telur. Dia sempat berjualan di PRJ Monas beberapa tahun sebelum akhirnya event akbar tahunan itu direlokasi ke Kemayoran.
“PRJ pindah ke Kemayoran itu 1992. Berarti sekitar 1980-an saya sudah mulai jualan. Pokoknya, waktu itu gubernur DKI Jakarta masih Pak Wiyogo (Atmodarminto),” ujar Ishak saat ditemui di Pesta Hadiah Simpedes yang dihelat di Usman Harun Sport Center, Jakarta Selatan, Sabtu (20/5).
Baca juga: Anggur Bawa Ibu-ibu Desa Munjul Jadi Mitra BRI
Ishak remaja memang sudah sangat familiar dengan kerak telor. Ia tidak bingung dengan cara mengolah dan memasarkannya. Bagaimana tidak, ayahnya adalah pedagang kerak telor. Bahkan, kakeknya pun. Kerak telor sudah bak keluarga yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Ishak.
Kini, zaman sudah berganti. Ada banyak temuan makanan baru hasil inovasi. Hidangan-hidangan khas luar negeri juga kerap masuk ke Tanah Air tanpa permisi. Namun, Ishak tidak goyah dengan apa yang ia yakini. Kerak telor bukan sekadar makanan untuk dikonsumsi, melainkan warisan budaya yang harus dirawat, dilindungi.
Baca juga: Digitalisasi Kunci untuk Memperluas Pasar Pelaku UMKM
Bahkan, sekarang, tidak hanya kerak telor yang Ishak coba jaga, tetapi juga makanan khas lainnya seperti taoge goreng dan selendang mayang.
"Kenapa saya masih jualan sampai sekarang? Karena saya, kami di keluarga, ingin melestarikan budaya Betawi. Kalau bukan kita, siapa lagi? Saya merasa ada tanggung jawab juga sebagai orang Betawi,” tutur pelaku UMKM yang menjadi binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu.
Ilmu, racikan dan strategi dagang pun kini ia warisi ke anak sulungnya. Di sela-sela kesibukan kuliah, anaknya kerap berjualan Kerak Telor Bang Ishak, begitu nama jenamanya.
“Sehari-hari dia kuliah di Tama Jagakarsa. Sekarang dia lagi jualan di SCBD. Biasanya Sabtu dan Minggu jualan. Saya ajarin, saya didik karena ini kan warisan keluarga, warisan budaya. Bagaimanapun, kita mesti lestarikan,” jelasnya.
“Sekolah boleh, tapi warisan ini jangan sampai dibuang. Suatu saat, kalau hidup lagi susah, jualan kerak telur juga pasti bisa hidup, pasti ada yang beli.”
Rahmah, salah satu pengunjung Pesta Hadiah Simpedes yang membeli Kerak Telor Bang Ishak, meskipun bukan penduduk asli Jakarta, mengaku menyukai makanan tersebut. Menurutnya, kerak telor memiliki tekstur dan cita rasa yang unik. Hal lain yang membuat kerak telor terasa istimewa adalah karena itu tidak mudah ditemui.
“Jadi kalau lihat ada yang jual kerak telor, pasti beli. Jarang ketemunya,” tuturnya. (Z-11)
<p>Pesan menarik bagi pengusaha UMKM dari pujangga William Shakespeare, yakni 'tiga kalimat untuk menjadi sukses: lebih tahu dari orang lain, kerja lebih dari orang lain,</p>
Risiko Kredit (NPL nett) mencapai rasio tertinggi selama 5 tahun terakhir sebesar 6.51% mengalami kenaikan sebesar 1.28% dibandingkan tahun 2022 (yoy).
Bank Perekonomian Rakyat, yang disebut BPR, adalah produk perbankan dalam negeri yang secara khusus ditujukan untuk melayani segmen UMKM dan masyarakat wilayah lokal
Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan yang memulai bisnis selama pandemi, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria.
Kaji banding bertujuan saling berbagi dalam tata kelola manajemen bisnis UMKM, mulai proses produksi, pengemasan, penerapan teknologi, hingga pemasaran produk berkualitas ekspor.
Keunikan dari Tees Industry adalah memberikan keleluasaan kepada konsumen untuk memilih spesifikasi dan desain yang diinginkan.
Dua sahabat yang dekat dari hobi naik gunung itu mengakui memilih kopi karena terinspirasi dari kebiasannya, yaitu nongkrong di tempat kopi.
Pemerintah fokus pada transformasi digital UMKM sehingga dapat tercapai 30 juta UMKM yang onboarding di ekosistem digital pada 2024 nanti.
BRI optimistis kinerja para mitra usaha mikro, kecil, dan menengah binaan bisa terus berkembang pascapandemi covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved