Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
ASOSIASI Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kukuh menolak Undang Undang Cipta Kerja lantaran dianggap merugikan pekerja dan rakyat secara keseluruhan. Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2023 ini disebut sebagai momentum untuk menyatukan kekuatan melawan UU sapu jagat tersebut.
"Konsistensi perlawanan dan penolakan terhadap UU Cipta Kerja menjadi isu penting yang disuarakan oleh Asosiasi dalam memperingati May Day tahun 2023," ujar Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat melalui keterangannya, Senin (1/5).
Aspek Indonesia, lanjut dia, mendesak pemerintah dan DPR untuk mencabut UU Cipta Kerja. Pasalnya, produk hukum itu memudahkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan kompensasi pesangon yang jauh lebih sedikit dibandingkan ketentuan dalam UU Ketenagakerjaan.
Baca juga: 50 Ribu Pekerja Rayakan Hari Buruh Bersama, Ini Rute May Day 2023
Lalu, UU itu juga mendorong pengaturan penetapan upah minimum yang justru melanggengkan politik upah murah. Selain itu, dimudahkannya sistem kerja kontrak, magang, dan outsourcing yang diperluas, hingga dimudahkannya tenaga kerja asing (TKA), khususnya unskill worker.
Lebih lanjut, Mirah mengatakan, kehadiran UU Cipta Kerja sedianya menjadi bukti konkret ketidakberpihakan pemerintah dan DPR kepada buruh. Apalagi UU inisiatif pemerintah itu sebelumny sempat dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Mahkamah Konstitusi.
Baca juga: Polisi Dilarang Bawa Senjata Api saat Amankan Peringatan Hari Buruh
Alih-alih mematuhi putusan MK dan melakukan perbaikan atas UU Cipta Kerja, pada 30 Desember 2022, Presiden Joko Widodo justru mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
Peran DPR yang seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat, ternyata justru lebih berpihak kepada kepentingan pemodal atau investor, dan tidak lebih sebagai stempel bagi pemerintah. Pasalnya, pada tanggal 21 Maret 2023, DPR justru menyetujui dan mengesahkan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi undang-undang.
"Fakta ini telah menyakiti hati pekerja dan rakyat Indonesia," kata Mirah.
Karenanya, dia menilai Undang Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang Undang sebagai akal-akalan dari pemerintah dan DPR untuk memberikan karpet merah dan kemudahan kepada kelompok pemodal dan investor.
Pastikan Aman
Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto mengatakan pihaknya akan berusaha maksimal untuk memastikan kegiatan yang dilakukan buruh di May Day bisa berlangsung aman.
“Hari ini kita akan melakukan pengamanan, perayaan Hari Buruh sedunia dan tentunya sudah banyak surat pemberitahuan yang masuk ke kami dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh rekan-rekan serikat pekerja,” ujar Karyoto kepada wartawan di Monas, Senin (1/5).
Karyoto mengatakan pengawalan dan pengamanan kegiatan tersebut merupakan kewajiban pelayanan, sehingga diharapkan peserta kegiatan Hari Buruh bisa berjalan dengan tertib dan mematuhi peraturan yang berlaku.
“Ini menjadi kewajiban bagi kami untuk melakukan pelayanan pengamanan, kita mengharapkan bahwa saudara-saudara kita yang melakukan kegiatan ini bisa melaksanakan kegiatannya dengan aman, dengan tertib dan tentunya mereka juga harus memperhatikan peraturan yang ada,” imbuhnya.
"Mudah-mudahan rekan- rekan ini orang yang punya agenda lain tidak melakukan apalagi hal-hal yang sifatnya destruktif, menganggu dan memicu. Kami punya langkah-langkah mengamankan itu dan itu sudah dalam rencana kita, kalau memang ada kelompok-kelompok itu kami sudah lakukan antisipasi," ungkapnya.
(Far/Z-9)
TIM Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) mengkritik langkah Polda Metro Jaya yang menetapkan sejumlah peserta aksi sebagai tersangka dalam insiden kericuhan saat peringatan May Day
Mereka diduga melakukan tindak pidana tidak menuruti perintah atau dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa.
CHO Yong Gi, mahasiswa Program Studi Filsafat Universitas Indonesia, ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan kericuhan saat unjuk rasa peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di DPR
Para peserta yang kini berstatus sebagai tersangka tetap memenuhi panggilan kedua di Polda Metro Jaya, termasuk di antaranya seorang mahasiswa Universitas Indonesia.
Penetapan tersangka terhadap kedua mahasiswa tersebut juga disertai alat bukti yang cukup, seperti rekaman video yang viral
Dua mahasiswa Undip Semarang masih menjalani pemeriksaan dan ditahan di Polrestabes Semarang sejak ditangkap di tempat kosnya.
Komite itu memberikan posisi penting bagi pekerja agar bisa memberi masukan kepada pemerintah sebagai pembuat kebijakan.
Pemerintah bisa mengatur platform ekonomi digital sehingga menjadikan 6 juta pengemudi online di Indonesia menjadi pekerja dengan perlindungan yang melekat.
Beberapa pasal di dalam PP 28/2024 memang wajar perlu disempurnakan, bahkan jika memungkinkan dibatalkan.
Namun sebaliknya, ada beberapa kejadian yang justru berkebalikan dengan semangat membela nasib buruh seperti penahanan ijazah.
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, ditambah dengan isu-isu lainnya, akan berdampak langsung pada sektor ini.
Presiden Prabowo Subianto seperti kembali ke jati dirinya saat berdialog dengan buruh pada May Day 2025 di Monas, Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved