Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Kajian BPKP soal Okupansi KRL Dinilai Tidak Valid

Insi Nantika Jelita
08/4/2023 16:15
Kajian BPKP soal Okupansi KRL Dinilai Tidak Valid
Kajian BPKP dinilai tidak valid(MI/Agung Sastro)

DIREKTUR Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai kajian yang dikeluarkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) tidak valid dan tidak akurat. Pasalnya kajian itu mengatakan  tingkat okupansi kereta rel listrik (KRL) yang dikatakan belum full 100%.

Atas pertimbangan itu, BPKP beralasan tidak ada kebutuhan mendesak bagi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengimpor KRL bekas. Padahal, kata Deddy, di Stasiun Manggarai, Rawa Buntu, Bekasi, dan Bogor terjadi penumpukan penumpang lebih dari 100% di jam-jam sibuk (peak hour) yakni pada pukul 06.00-08.00 WIB dan pukul 17.30-19.30 WIB.

"Kajian BPKP ini tidak valid. Hanya analisis data saja, bukan faktual di lapangan. Kalau peak hour itu bisa mencapai 300% okupansinya, saling menumpuk seperti pepes," ujar Deddy kepada wartawan, Sabtu (8/4).

Baca juga: Impor KRL Ditolak, Kemenhub Minta KCI Optimalkan Kereta yang Ada

Dari hasil kajian BPKP disebutkan jumlah KRL yang beroperasi sekarang sebanyak 1.114 unit. Dari jumlah itu, menurut BPKP, armada yang ada masih cukup mengangkut penumpang KRL.

Secara keseluruhan, rata-rata tingkat okupansi KRL belum full 100% atau sebesar 62,75% di tahun ini. Di 2024, tingkat keterisian kereta diperkirakan naik menjadi 79% dan di 2025 sebesar 83%, berdasarkan perhitungan BPKP.

Baca juga: Soal Kontraktor Tunggak Pembayaran, KCIC : Mungkin Pekerjaan Belum Selesai

Menurut Direktur Eksekutif Instran, BPKP jangan menutup mata dengan fakta yang ada bahwa hampir tiap harinya terjadi penumpukan penumpang di stasiun-stasiun Jabodetabek.

Deddy juga menegaskan penambahan armada kereta amat dibutuhkan saat ini karena sudah ada pengurangan gerbong KRL, seperti di lintas Jakarta Kota-Bogor yang kurang dari 12 gerbong.

"Silakan BPKP kunjungi stasiun untuk melihat langsung bagaimana penumpang berdesak-desakan. Banyak armada KRL yang rusak dan perlu diganti," ucapnya.

Deddy pun mendesak kepada pemerintah agar segera dicarikan solusi terbaik dan cepat untuk mengatasi lonjakan penumpang kereta.

Dari data PT KCI, realisasi penumpang tertinggi sebelum pandemi menyentuh angka 336,3 juta orang penumpang pada 2019. Jumlah penumpang diproyeksikan akan terus meningkat hingga 523,6 juta orang di 2040. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya