Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Detak Industri Arloji Mewah di Swiss Bergantung pada Turis Tiongkok

Adiyanto
01/4/2023 16:45
Detak Industri Arloji Mewah di Swiss Bergantung pada Turis Tiongkok
Pengunjung di Gerai Tudor pada pameran perdagangan tahunan Watches and Wonders di Jenewa, Swiss, pekan ini.(Fabrice COFFRINI / AFP)

SWISS terkenal sebagai negara penghasil arloji mewah. Para produsen jam tangan mewah di negara ini  sangat optimis wisawatan Tiongkok akan meningkatkan penjualan tahun ini jika mereka kembali berbondong datang ke Eropa.

Ekspor ke Tiongkok, pasar utama bagi pembuat jam tangan, mengalami kontraksi sebesar 13,6% pada tahun lalu karena kebijakan nol-Covid yang dilakukan Beijing dan terjadinya lonjakan infeksi ketika aturan pembatasan dicabut pada akhir tahun.

Namun, ekspor mulai pulih di bulan Februari -- naik 8,2%  tahun ke tahun, menurut Federasi Industri Jam Tangan Swiss.

“Tiongkok akan mendapatkan kembali dinamika positif," kata Presiden federasi Jean-Daniel Pasche, kepada AFP di pameran perdagangan tahunan Watches and Wonders di Jenewa, di mana 48 merek seperti Rolex, Cartier dan Patek Philippe memamerkan kreasi terbaru mereka.

Dengan dibukanya kembali pariwisata Tiongkok, banyak analis keuangan menaikkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk sektor barang mewah secara keseluruhan pada tahun 2023.

Selama penguncian Covid, konsumen Tiongkok melakukan penghematan yang signifikan. Para analis HSBC menunjuk perkiraan 6,6 triliun yuan ($960 miliar) kelebihan penghematan yang terakumulasi selama tiga tahun terakhir.

Analis Morgan Stanley memperkirakan belanja konsumen Tiongkok untuk barang-barang mewah bakal meningkat sebesar 20% pada 2023.

Menurut perkiraan bank investasi AS, pecinta barang mewah di Tiongkok, termasuk tas dan jam tangan menyumbang sekitar 60% dari pertumbuhan sektor ini antara tahun 2000 dan 2019.

Hampir tiga perempat dari pengeluaran mereka dilakukan di luar negeri, yang menjadi rejeki nomplok untuk butik-butik mewah Eropa.(AFP/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya