Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Dolar Ditutup Turun Tipis

Mediaindonesia.com
15/3/2023 07:00
Dolar Ditutup Turun Tipis
ilustrasi mata uang dolar(AFP)

PERDAGANGAN mata uang dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menurun tipis pada Selasa (Rabu pagi waktu Indonesia). Hal ini dipengaruhi data harga konsumen yang kuat hidupkan kembali kemungkinan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga minggu depan, ketika memudarnya kekhawatiran gejolak di sektor perbankan.

Indeks dolar greenback terhadap enam mata uang lainnya turun 0,087% imbas obligasi pemerintah melonjak, sehari setelah surat utang dua tahun anjlok dalam satu hari sejak 1987. 

Mata uang Euro mengalami kenaikan 0,09% menjadi US$1,0739. Dolar juga mengalami penguatan terhadap yen dan franc Swiss. Yen Jepang ditutup melemah 0,69% pada 134,13 per dolar dan greenback naik 0,15% terhadap franc Swiss.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Airlangga Lanjutkan Program Bansos

Dana Fed berjangka menunjukan susasan pasar yang merugi beberapa hari terakhir mulai reda. Pasalnya Fed bertahan pada pertemuan kebijakan 21-22 Maret menurun. Probabilitas itu turun menjadi 28,4% dari 43,9% pada Senin (13/3/2023), menurut Alat FedWatch CME.
  
Namun ada kemungkinan kenaikan 50 basis poin minggu depan. Penguatan terhadap dolar belakangan karena suku bunga yang lebih tinggi pada obligasi pemerintah dibandingkan surat utang pemerintah asing yang mengalami kemunduran. 

Baca juga: Penutupan Silicon Valley Bank Jadi Pelajaran bagi Indonesia

Di samping itu, tutupnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank, menunjukan pengawasan ketat The Fed pada sektor perbankan akibat pengetatan kredit. "Risiko seputar pinjaman bank condong ke sisi negatifnya," kata Thierry Wizman, ahli strategi suku bunga global dan valas Macquarie di New York. 

Pasar berjangka memperkirakan dua pemotongan suku bunga Fed pada akhir tahun. Di mana suku bunga terminal terlihat di 4,179% pada Desember, turun dari lebih dari 5,0% minggu lalu.
  
Bulan lalu Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,4%, setelah berakselerasi 0,5% pada Januari. Dalam 12 bulan hingga Februari, IHK meningkat 6,0%, lebih lambat dari kenaikan tahunan 6,4% pada Januari, tetapi masih jauh dari target Fed sebesar 2,0%. (Ant/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya