Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA emas turun pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (10/2/2023), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan selama tiga sesi berturut-turut karena para investor menimbang sinyal hawkish kebijakan moneter dari Federal Reserve, namun dolar yang lebih lemah menahan kerugian lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 12,20 dolar AS atau 0,65 persen menjadi ditutup pada 1.878,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan mencapai level tertinggi sesi 1.902,30 dolar AS dan terendah 1.873,90 dolar AS.
Emas berjangka terdongkrak 5,9 dolar AS atau 0,31 persen menjadi 1.890,70 dolar AS pada Rabu (8/2/2023), setelah bertambah 5,30 dolar AS atau 0,28 persen menjadi 1.884,80 dolar AS pada Selasa (7/2/2023), dan terkerek 2,90 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.879,50 dolar AS pada Senin (6/2/2023).
Banyak pejabat Fed berbicara tentang kebijakan moneter minggu ini, dengan semuanya meningkatkan prospek kenaikan suku bunga lebih lanjut. Sementara Ketua Fed Jerome Powell mencatat kemajuan baru-baru ini terhadap inflasi, dia memperingatkan bahwa pasar pekerjaan yang kuat dan inflasi yang kaku dapat mengundang lebih banyak kenaikan suku bunga.
Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan dalam pidatonya di Arkansas State University pada Rabu (8/2/2023) bahwa Fed harus bersiap untuk perjuangan yang lebih lama buat menurunkan inflasi, dan suku bunga harus tetap tinggi untuk beberapa waktu.
Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi menjadi pertanda buruk bagi aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, mengingat hal itu meningkatkan peluang kerugian untuk memegang aset tersebut.
Sementara itu, dolar AS melemah pada Kamis (9/2/2023) setelah data menunjukkan kenaikan klaim pengangguran AS pekan lalu. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama turun 0,18 persen menjadi 103,2330, menahan kerugian emas lebih lanjut.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS naik 13.000 menjadi 196.000 dalam pekan yang berakhir 4 Februari, sedikit mendukung emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 27,7 sen atau 1,24 persen, menjadi menetap pada 22,143 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot 23 dolar AS atau 2,33 persen, menjadi ditutup pada 964,20 dolar AS per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Akademisi UI: Kehadiran Beras Impor Tidak Sesuai Dengan Harapan Masyarakat
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved