Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMODAL masih belum yakin untuk megalokasikan investasi pada beberapa pilihan investasi menjelang akhir tahun? Pasar modal sebagai salah satu instrument investasi bisa dipelajari jadi pertimbangan dalam berburu return.
Jika dicermati, mendekati akhir tahun beberapa fenomena menarik kerap terjadi di bursa saham. Satu diantaranya adalah “December Effect” yang ditunjukkan dengan meningkatnya volume pembelian saham di pasar.
Meski tak selalu ada tiap tahun, namun, kalau fenomena ini datang, biasanya ditantai dengan akumulasi masif menjelang Hari Natal hingga penutupan perdagangan pasar di akhir tahun.
Karena itu fenomena ini, juga sering disebut sebagai “Santa Claus Rally” Kemungkinan ini dikaitkan dengan psikologi suka cita pelaku pasar melakukan aksi beli saham menyambut datangnya Santa Claus (simbol inspiratif Natal).
Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto. menguraikan, secara teori aksi akumulasi beli saham tersebut dipicu oleh aksi window dressing oleh fund manager dan emiten untuk meningkatkan kinerja portofolio kelolaannya, tujuannya agar posisi portofolio mereka terlihat lebih cantik saat menyajikan laporannya kepada pemilik dana.
Baca juga: Akhir November: Pasar Saham Melemah 0,25%, Reksadana Turun 1,26%
"Secara sederhana praktik window dressing, bisa diibaratkan sebuah kado yang dibungkus dengan kertas aneka warna, lalu diberi pita agar terlihat lebih cantik dan menarik," jelas Manuel dalam keterangan pers, Rabu (7/12).
Upaya mempercantik portofolio, ternyata tak hanya berlaku menjelang akhir tahun. Tapi juga kerap terjadi setiap kuartalan, yakni Maret, Juni, serta September.
"Aksi akumulasi itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi kinclongnya laporan keuangan emiten, yang diasumsikan lebih baik dari kuartal atau tahun sebelumnya," katanya.
"Setelah window dressing, peluang berikutnya berlanjut dengan fenomena “January Effect” yang biasanya berlangsung pada pekan pertama, kedua dan ketiga di bulan Januari atau awal tahun," jelansya.
"Namun tak tertutup kemungkinan siklus psikologi pergerakan pasar itu terjadi sepanjang Januari, tanpa jeda penurunan, ditandai dengan aksi akumulasi atau beli oleh para pengelola dana besar untuk mengisi keranjang portofolio mereka," terang Manuel.
Beberapa fenomena tesebut, menurut Manuel, bisa memberikan rasa optimistis bagi pemodal yang ingin menambah portfolio di akhir tahun. Pasalnya peningkatan likuiditas di pasar yang signifikan tersebut biasanya memicu kenaikan harga saham, yang kemudian mengerek indeks harga saham gabungan (IHSG).
"Namun demikian window dressing juga perlu disikapi dengan kehati-hatian para investor, harus didukung dengan ketersediaan informasi investasi dan data yang lengkap, akurat dan update," paparnya.
"Sesuai visi moduit "Semua orang berhak sejahtera," ucap Manuel, Moduit turut membantu perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan dengan menggunakan ekosistem dan kekuatan digital. “
"Kami berharap dapat menjangkau lebih banyak investor berinvestasi di reksa dana dan obligasi. Moduit hadir dan siap membantu masyarakat yang berminat berinvestasi di reksa dana dan obligasi yang menguntungkan, sekaligus membuka kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama meraih tujuan investasi,” pungkas Manuel. (RO/OL-09)
Melalui e-Voting, investor dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat RUPS berlangsung tanpa harus hadir di lokasi.
HINGGA akhir April 2025, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan jumlah investor saham di pasar modal hampir menyentuh angka 6,9 juta investor.
Investor reksa dana mencatatkan pertumbuhan hingga Mei 2025 menjadi 15,6 juta, naik hampir 30% daripada periode sama 2024 sebesar 12,1 juta investor,
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa jaminan keamanan menjadi kunci dalam menarik investor untuk menanamkan modal di suatu daerah.
Di tengah perubahan lanskap kewirausahaan global, pelaku wirausaha kini dihadapkan pada tantangan membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.
PENURUNAN daya saing Indonesia di tingkat global dinilai mengkhawatirkan. Terlebih penurunan daya saing itu utamanya disebabkan oleh penurunan peringkat efisiensi pemerintah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 30 Juni 2025, dibuka menguat 34,91 poin atau 0,51% ke posisi 6.932,31.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sebanyak 36 emiten telah menyampaikan rencana relaksasi kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan dan ekspansi pembiayaan berbasis akad murabahah kepada nasabah pada segmen produktif dan konsumtif.
Investasi pasar modal untung? Pelajari strategi & tips memilih saham, reksadana, dan instrumen lainnya. Raih profit optimal sekarang!
Platform investasi digital, Ajaib, baru-baru ini mengumumkan fitur yang lebih lengkap dan fleksibel melalui dua mode baru dalam satu aplikasi.
Para investor akan merasakan standar baru yang ditawarkan oleh PinePick melalui fitur-fitur yang mudah dipahami dan nyaman ketika bertransaksi di pasar modal Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved