Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany Travelin Yunus mengungkapkan para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya. Ia memprediksi, sepekan ke depan, IHSG bergerak menguat dalam rentang support 7.150 hingga resistance 7.400. IHSG sepekan lalu bergerak bervariasi cenderung menguat 3,75% dalam rentang pergerakan 7.071 hingga 7.402 (low to high) dan berakhir di level 7.312.
"Apalagi penguatan ini jika ditambah dengan hasil kinerja emiten yang bagus di kuartal II atau semester 1 2025, IHSG diprediksi terus menguat," ungkap Indri dalam keterangan resmi, Senin (21/7).
Indri menjelaskan sejumlah sentimen pendorong IHSG pada pekan 14-18 Juli 2025 ialah mulai dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan tarif impor yang dikenakan untuk Indonesia turun menjadi 19% dari sebelumnya 32%. Ia meyakini para pelaku pasar di seluruh dunia saat ini masih melirik prospek mengenai pengenaan tarif impor yang akan ditetapkan kepada barang-barang yang masuk ke Amerika Serikat pada Agustus mendatang.
Di saat yang sama, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%, sesuai dengan konsensus pasar.
"Adanya kesepakatan tarif impor oleh AS kepada Indonesia, ditambah lagi dengan sentimen positif pemangkasan suku bunga acuan menggairahkan market dalam negeri," imbuh Indri.
Selain itu, para pelaku pasar menilai peluang terjadinya pemangkasan tingkat suku bunga acuan The Fed di semester II 2025 masih terbuka lebar. Sebanyak 54% di antaranya meyakini AS akan memangkas suku bunga acuannya di bulan September mendatang,
"Sehingga Bank Indonesia pun memiliki prospek yang sama kedepannya," tegas Indri.
Terpisah, Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menuturkan IHSG ditutup perkasa di atas level 7.300, pada Jumat (18/7). Penguatan ini didorong kinerja saham-saham seperti PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CDIA) yang masing-masing naik sebesar 9,7%, 3,6%, dan 25%.
"IHSG telah mencatat kenaikan 5,5%, menjadikannya salah satu indeks saham global dengan kinerja terbaik," jelas Rully dalam keterangannya.
Sementara itu, pasar saham Amerika Serikat pekan lalu berakhir bervariasi, dengan S&P 500 bergerak datar dan Nasdaq sedikit menguat; saham-saham AS secara umum masih diperdagangkan di dekat rekor tertingginya, khususnya didukung oleh kekuatan sektor teknologi.
Perkembangan pasar global yang positif juga memberikan dampak baik bagi pasar keuangan Indonesia. Kepercayaan investor asing tetap terjaga yang ditandai dengan masuknya dana ke pasar obligasi pemerintah. Di satu sisi, rupiah Indonesia turut menguat tipis ke level 16.290 per dolar AS pada Jumat lalu.
"Sehingga, menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terbaik bulan ini," sebut Rully. (E-3)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami kenaikan sebesar 4,01%.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini, Senin (21/7).
MAYORITAS investor pemula merasa kebingungan saat memulai saham apa yang dipilih, kapan membeli, bagaimana mengelola risiko, dan siapa yang bisa dipercaya untuk bertanya.
Tidak hanya pelaku usaha, kini banyak investor Indonesia dari kalangan muda hingga profesional mulai terjun ke berbagai instrumen investasi
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved