Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Bangkrut, Sri Lanka Izinkan Wanita Muda Bekerja di Luar Negeri

Mediaindonesia.com
21/6/2022 17:41
Bangkrut, Sri Lanka Izinkan Wanita Muda Bekerja di Luar Negeri
Orang-orang mengantre untuk membeli minyak tanah untuk keperluan rumah tangga di stasiun pasokan di Kolombo pada 17 Juni 2022.(AFP.)

SRI Lanka yang dilanda krisis pada Selasa (21/6) mengurangi usia minimum perempuan dapat pergi ke luar negeri untuk bekerja dan mendapatkan dolar AS yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi yang bangkrut. Kini batasan minimunm itu menjadi 21.

Kolombo memberlakukan batasan usia pada wanita yang bekerja di luar negeri pada 2013 setelah pengasuh Sri Lanka berusia 17 tahun dipenggal di Arab Saudi atas kematian seorang anak dalam perawatannya. Menyusul kemarahan atas eksekusi tersebut, hanya wanita berusia di atas 23 tahun yang diizinkan pergi ke luar negeri, sedangkan untuk Arab Saudi usia minimum ditetapkan pada 25 tahun.

Baca juga: Redam Kerusuhan di SPBU, Pasukan Sri Lanka Lepaskan Tembakan

Namun dengan Sri Lanka terbelit krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan, pemerintah pada Selasa melonggarkan aturan, termasuk untuk Arab Saudi. "Kabinet menteri menyetujui keputusan untuk menurunkan usia minimum menjadi 21 tahun untuk semua negara mengingat kebutuhan kesempatan kerja asing yang meningkat," kata juru bicara Bandula Gunawardana kepada wartawan.

Pengiriman uang dari Sri Lanka yang bekerja di luar negeri telah lama menjadi sumber utama devisa negara, menghasilkan sekitar US$7 miliar per tahun. Jumlah ini turun selama pandemi virus korona menjadi US$5,4 miliar pada 2021 dan diperkirakan turun di bawah US$3,5 miliar tahun ini karena krisis ekonomi.

Baca juga: Meksiko Teken Kesepakatan Tenaga Surya dengan 17 Perusahaan AS

Lebih dari 1,6 juta orang dari negara berpenduduk 22 juta itu bekerja di luar negeri, terutama di Timur Tengah. Cadangan mata uang asing negara Asia Selatan itu sangat rendah sehingga pemerintah membatasi impor bahkan untuk kebutuhan pokok termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik