MEKSIKO membuat komitmen dengan 17 perusahaan Amerika Serikat pada sektor pembangkit energi bersih. Presiden Meksiko mengumumkan itu Jumat (17/6).
Setelah berbulan-bulan gesekan dengan para pemimpin bisnis, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan kesepakatan itu akan menghasilkan 1.854 megawatt (MW) saat pemerintah berjuang untuk memerangi perubahan iklim.
Dia tidak segera mengungkapkan jumlah yang terlibat.
"Sebagai hasil dari kesepakatan ini, pembuatan pembangkit tenaga surya di perbatasan antara Meksiko dan Amerika Serikat sedang dijajaki," kata presiden pada konferensi iklim. Tujuan lain yakni akan membangun jaringan transmisi energi untuk mengekspor listrik ke California dan negara bagian AS lain.
Amerika Serikat, salah satu negara dengan investasi terbesar di sektor energi Meksiko, memandang niat Lopez Obrador untuk mencapai kontrol negara yang lebih besar atas industri listrik dengan keprihatinan. Bersama dengan Spanyol, Kanada, Italia, dan Jepang, mereka menyumbang 93% dari investasi asing di bidang listrik, menurut data Kementerian Ekonomi.
Partisipasi asing dan swasta terbatas pada tahap pembangkitan listrik. Proses transmisi dan distribusi merupakan monopoli negara.
April lalu, pemerintah kiri itu gagal dalam upayanya mengamendemen konstitusi guna memulihkan kendali negara atas seluruh rantai produksi, tetapi berhasil mencapai perubahan dalam undang-undang peraturan yang memperkuat perannya. Lopez Obrador juga melaporkan bahwa perusahaan negara Petroleos Mexicanos (Pemex) akan mengalokasikan US$2 miliar dari sumber daya dan kreditnya sendiri untuk mengurangi emisi gas metana dalam proses eksplorasi dan produksi minyak hingga 98%.
Baca juga: Pasar Saham Asia Dihantui Resesi, Yen Terendah 24 Tahun
"Kami juga bergabung dengan komitmen kolektif ekonomi utama dunia untuk mencapai, pada 2030, tujuan memproduksi 50% kendaraan dengan emisi nol polusi," tambah presiden. Meksiko ialah rumah bagi beberapa pabrik mobil terbesar perusahaan seperti Volkswagen, Nissan, General Motors, BMW, Kia, antara lain, yang produksinya ditujukan untuk lebih dari 80% pasar Amerika Serikat.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Jumat bahwa perang antara Rusia dan Ukraina menunjukkan bahwa peralihan ke energi terbarukan merupakan masalah keamanan nasional di tengah perubahan iklim. (AFP/OL-14)