Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PRESIDEN Joko Widodo menagih hasil nyata dari penyaluran anggaran sebesar ratusan triliun untuk program ketahanan pangan dalam beberapa tahun terakhir.
Jokowi, sapaan akrabnya, menyebut pada 2018, pemerintah menggelontorkan Rp86 triliun untuk menjalankan berbagai kebijakan di sektor pangan. Angka itu terus menanjak di tahun-tahun berikutnya. Pada 2022, jumlah yang diberikan mencapai Rp92,3 triliun.
"Gede banget loh ini. Hasilnya apa setiap tahun? Konkretnya apa?" tanya Jokowi dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Senin (20/6).
Baca juga: Presiden: Tingkatkan Produksi Pangan Sebesar-Besarnya
Apabila tidak ada hasil signifikan yang bisa diperoleh, pihaknya mengancam untuk mengalihkan dana tersebut untuk program yang lebih jelas dan terlihat hasilnya. Dalam hal ini, pengadaan beras secara langsung baik dari dalam maupun luar negeri.
"Kalau hasilnya tidak jelas, Rp92,3 triliun tadi kita pakai saja. Kita belikan beras untuk stok saja," imbuhnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Negara, anggaran ketahanan pangan sebesar Rp92,3 triliun dan terbagi-bagi ke berbagai kementerian/lembaga.
Baca juga: Diperlukan Kebijakan Antisipatif untuk Atasi Ancaman Krisis Pangan
Kementerian PUPR memperoleh porsi Rp15,5 triliun dan Kementerian Pertanian mendapat jatah Rp14,5 triliun. Lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengantongi Rp6,1 triliun, berikut sejumlah kementerian/lembaga lain menerima Rp0,6 triliun.
Selanjutnya, ada anggaran khusus untuk subsidi pupuk Rp25,3 triliun, pengadaan cadangan beras Rp3 triliun dan program stabilitas harga pangan Rp2,6 triliun.
Kemudian, cadangan subsidi pupuk Rp2,9 triliun dan sisanya Rp21,9 triliun ditransfer ke daerah dalam bentuk DAK.(OL-11)
Adi mengatakan berdasarkan survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo cukup tinggi.
Kafe-kafe kembali ramai, dan para pembeli memadati pasar yang telah dibuka kembali.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai posisi PDIP tidak cukup kuat bersuara di parlemen karena kalah dari sisi jumlah.
PDI Perjuangan dikenal memiliki rekam jejak baik saat berada di luar pemerintahan selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mereka mengumpulkan semua elemen masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap adanya pemerintahan baru yang akan memimpin Kota Depok lima tahun ke depan.
KETUA Umum Partai NasDem Surya Paloh menekankan soal posisi partainya di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Surya juga mengajak para kader untuk berpikir waras.
Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, menegaskan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pada lembaganya tidak akan menghambat kinerja anggota parlemen dalam melayani masyarakat.
BADAN Legislasi (Baleg) DPR RI merekomendasikan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadikan lembaga ad hoc
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Joko Widodo yang porsinya sudah cukup besar dan sebenarnya bisa dilebur menjadi lembaga atau badan.
Hal itu menjadi potret dari ketidakpekaan Presiden Joko Widodo di akhir masa jabatannya.
Said Abullah akui pernah usulkan revisi UU MD3
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy,menjelaskan nilai Rp7.500 belum final dan masih menyaring masukan dari berbagai pihak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved