Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PERTANYAAN yang sering muncul di benak para pebisnis. Bahkan, tidak dapat dipungkiri banyak dari para pebisnis yang berasumsi pelanggan baru sangat menguntungkan. Apakah pelanggan lama tidak dianggap menguntungkan ?
Manager Customer Relation Management CT Corp Yunita Valentina mengatakan, retention (pengulangan) dalam berbelanja produk atau menggunakan jasa lebih menguntungkan, karena cost akuisisi customers baru tidaklah murah.
"Kita harus menggunakan ads seperti Google Ads, Facebook ads dan lainnya untuk menumbuhkan awareness, dan yang menerima ads kita itu belum tentu langsung jadi customers, sedangkan kalau customers lama itu udah tau produk kita seperti apa, tidak perlu pengenalan lagi, tinggal maintain aja,” ujar Yunita dalam diskusi virtual Pasarind Talks.
Menurut Yunita, taktik retention yang berhasil akan menciptakan pelanggan loyal.
"Ketika kita membuat mereka mau membeli produk atau memakai jasa kita lagi itu tandanya mereka sudah trust (percaya), dari situ muncul loyalitas yang akan membuat relationship dalam jangka panjang antara pebisnis dan customers dan pastinya menguntungkan bisnis kita, karena mereka akan terus membeli produk dan menggunakan jasa kita," jelasnya.
Baca juga : Multi Harapan Utama Terus Pasok Batu Bara untuk Melistriki Jawa-Bali
Yunita menambahkan, mengenal sikap dan perilaku dari pelanggar adalah kunci membuat strategi untuk CRM. Ia mengelompokkan pelanggan dalam 4 kategori, yaitu pelanggan baru (new customers) yang baru mencoba membeli atau memakai jasa kita, pelanggan aktif (active customers) yang aktif menggunakan jasa atau membeli produk dengan intensitas yang belum sesering pelanggan loyal
Kemudian, pelanggan loyal (loyal customers) yang intensitas membeli atau menggunakan jasa sudah sering atau memang sudah berulang ulang, dan pelanggan yang tak lagi membeli (lapsed customers) yang sudah lama tidak membeli atau menggunakan jasa lagi.
“Jadi tiap kategori customers itu berbeda ya strateginya. Untuk maintain bisa kita buat royalti program seperti Point Loyalty, lalu dibuat tier (tingkatan) loyalitas dengan semakin tinggi levelnya semakin banyak keuntungannya, lalu ada cashback seperti di beberapa e-commerce yang membuat minimal belanja berapa dapat cashback berapa dan terakhir ada kupon loyalty. Contoh ada customers yang baru bikin member, dapet email dan kupon. Nah ini tujuannya untuk memancing customers melakukan retention.” jelas Yunita.
Senior General Manager Ecosystem Payment Aniisa Kinanti menambahkan, loyalty program sangat penting dalam berbisnis,
“Maka dari itu Pasarind menghadirkan Merchant Customers Loyalty sehingga merchant dapat membuat program loyalitasnya sendiri dalam akun Pasarind mereka tanpa membuat sistem dari 0. Selain itu teman-teman webinar bisa visit www.pasarind.id untuk mencari tau lebih seputar Aplikasi POS Terbaik atau Aplikasi Kasir Online.” Tutupnya. (RO/OL-7)
Ara Grace telah jatuh cinta pada dunia bisnis, tapi katanya musik tetap menjadi bagian tak terpisahkan, dia tetap akan kembali ke musik.
Lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali—mencapai 2,64 juta orang dalam lima bulan pertama 2025—menjadi mesin penggerak utama.
Permintaan hunian sementara seperti rumah kos dan apartemen terus tumbuh di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, hingga Bali.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan efektivitas penanganan dan penyelesaian masalah hukum perdata dan tata usaha negara yang dihadapi Peruri, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
BISNIS food and beverage (FB) masih menjajikan sebagai penggerak ekonomi makro. Salah satunya bisnis donat yang disukai banyak kalangan.
PENETAPAN kembali Zarof Ricar sebagai tersangka kasus korupsi oleh Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM-Pidsus) Kejaksaan Agung dinilai belum cukup
Produsen Kimia Konstruksi resmi memperluas cakupan bisnisnya dengan meluncurkan lini produk ritel perdana dalam gelaran Indo Build Tech 2025 yang digelar di ICE BSD City
ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, sangat mendukung amendemen terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Konsumen merasa tertipu, karena harga awal yang ditampilkan berbeda dengan total yang harus dibayar. Ini tentu menimbulkan ketidakpercayaan dan membuat loyalitas konsumen menurun.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak konsumen yang notabene adalah seluruh rakyat Indonesia melalui pendekatan yang lebih terpusat.
KETUA Kelompok Fraksi Partai NasDem di Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengingatkan ada tiga hal yang harus masuk ke dalam UU Perlindungan Konsumen.
Dari brand yang tumbuh, mayoritas yakni 89% mendapatkan pertumbuhannya melalui peningkatan penetrasi atau bertambahnya jumlah rumah tangga yang membeli.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved