Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Capai 3,5%-4%

 Despian Nurhidayat
11/5/2022 11:51
Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Capai 3,5%-4%
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

MENTERI Koordinator Bidang (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2022 akan tumbuh pada kisaran 3,5%-4%.

Perkiraan ini juga didasari oleh capaian positif pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 yang tumbuh 5,01%.

"Kuartal I 2022 kita tumbuh 5,01% secara tahunan (yoy). Ini lebih tinggi dari negara lain termasuk Tiongkok, Amerika Serikat dan kita hanya di bawah sedikit dari Vietnam. Dari IKK (Indkes Keyakinan Konsumen) dan dari behavior selama Ramadan dan Mudik, diperkirakan kuartal II 2022 akan mencapai 3,5-4%," ungkapnya dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022 secara virtual, Rabu (11/5).

Lebih lanjut, menurut Airlangga, saat ini motor dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 tidak lagi berasal dari belanja pemerintah, di mana realisasi program perlindungan sosial dikatakan sudah menurun.

Baca juga: Industri Manufaktur Jadi Andalan Dorong Perekonomian

Ekspor, impor dan investasi dikatakan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 ini, dan PMI manufaktur juga mencatatkan capaian positif sehingga sektor produksi terus ekspansi.

"Salah satu yg menjadi engine of growth kita di kuartal I 2022 tidak lagi dari belanja pemerintah karena perlinsos sudah turun, tetapi kegiatan ekspor dan impor serta investasi yang dilakukan masyarakat. Kita lihat juga PMI positif sehingga sektor produksi terus ekspansi," ujar Airlangga.

Arilangga juga menegaskan bahwa capaian ini juga tidak terlepas dari penangan covid-19 di Indonesia yang semakin baik. Meskipun Indonesia memperbolehkan masyarakat untuk mudik Lebaran, tidak terjadi lonjakan kasus.

"Walaupun ada mudik dari 80 juta masyarakat, namun dari indikasi monitor hari ini tidak ada lonjakan kasus, walaupun dari data sebelumnya pasti terjadi kenaikan kasus tapi saat ini tidak ada, dan perlu diketahui kenaikan kasus itu kaitannya dengan adanya varian baru yakni delta dan omicron. Kita berharap tidak ada varian baru yang berkembang," pungkasnya. (Des/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya