Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pasar Asia Bereaksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

Mediaindonesia.com
19/4/2022 11:18
Pasar Asia Bereaksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
Papan kutipan elektronik menampilkan nilai tukar yen terhadap dolar AS (atas) dan harga saham Tokyo Stock Exchange (bawah).(AFP/Kazuhiro Nogi.)

PASAR saham Asia merespons berita tentang kekhawatiran pertumbuhan di Tiongkok dan penaikan suku bunga di Amerika Serikat pada Selasa (19/4). Bursa Jepang naik sedikit lebih tinggi, tetapi Hong Kong turun tajam di awal perdagangan.

Angka pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk kuartal pertama 2022 sebesar 4,8% pada Senin. Ini melebihi ekspektasi. Namun pemerintahnya memperingatkan tantangan signifikan di depan.

Shanghai, pusat ekonomi negara itu, berada dalam pergolakan penguncian covid-19 yang intens dengan pembatasan sehingga menutup jalur pasokan. Wabah itu juga melanda pusat teknologi Shenzhen dan keranjang gandum timur laut Jilin.

Baca juga: Ini Pendapatan Presiden Amerika Serikat Joe Biden selama 2021

Investor akhirnya menimbang terkait upaya untuk mengangkat ekonomi oleh pembuat kebijakan Tiongkok dengan menahan pemotongan suku bunga akan mampu atau tidak untuk mengimbangi kebijakan nol covid-19 Beijing. "Keengganan untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut sebelum covid-19 terkendali berarti bahwa sentimen pasar mungkin akan tetap suram dalam beberapa minggu mendatang," tim Gavekal Dragonomics mengatakan kepada Bloomberg.

"Namun, ekuitas akan reli lebih keras jika penguncian dicabut dan pembuat kebijakan mulai menebus pertumbuhan yang hilang dengan langkah-langkah pelonggaran tambahan."

Nikkei 225 Jepang membuat keuntungan yang sehat di awal perdagangan bersama dengan Korea Selatan, Tiongkok daratan, Taiwan, dan Australia. Semua naik tipis. 

Namun Hong Kong anjlok lebih dari 2,5% pada jam pertama perdagangan setelah empat hari libur. Dampak pengetatan kebijakan moneter di Amerika Serikat untuk memerangi inflasi menjadi variabel lain yang diawasi ketat oleh investor.

Baca juga: Bank Dunia Rencanakan Dana Krisis Baru hingga US$170 Miliar

Sementara itu, harga minyak terus naik karena National Oil Corporation milik Libia mengumumkan penutupan operasi di lokasi-lokasi utama setelah staf di terminal ekspor utama Zueitina dan ladang minyak Al-Sharara dilarang bekerja. Stephen Innes dari SPI Asset Management mengatakan kenaikan harga menunjukkan reaktifnya pasar minyak terhadap guncangan pasokan.

Yen Jepang melanjutkan penurunannya terhadap dolar AS setelah melewati level terendah baru dalam 20 tahun pada Senin. Ini mencerminkan akomodasi yang berkelanjutan dari kebijakan moneter Jepang dan pembuat kebijakan AS yang bergerak untuk menaikkan suku bunga. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya