Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bank Dunia Rencanakan Dana Krisis Baru hingga US$170 Miliar

Mediaindonesia.com
18/4/2022 22:26
Bank Dunia Rencanakan Dana Krisis Baru hingga US$170 Miliar
Poster Kelompok Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional di Gedung Kelompok Bank Dunia 11 Oktober 2021 di Washington, DC.(AFP/Alex Wong.)

BANK Dunia sedang berusaha mengumpulkan dana darurat US$170 miliar untuk membantu negara-negara termiskin yang dilanda berbagai krisis. Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan itu pada Senin (18/4).

"Amplop respons krisis akan melanjutkan pekerjaan yang dimulai selama pandemi covid-19 dan membantu negara-negara mengatasi lonjakan inflasi yang diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina serta tekanan finansial yang parah disebabkan oleh tingkat utang tinggi," kata dia. "Ini respons krisis besar-besaran yang berkelanjutan," kata Malpass kepada wartawan.

Utang yang tinggi dan inflasi merupakan dua masalah besar yang dihadapi pertumbuhan global. "Saya sangat prihatin dengan negara-negara berkembang. Mereka menghadapi kenaikan harga mendadak untuk energi, pupuk, dan makanan."

Pemberi pinjaman pembangunan yang berbasis di Washington itu pekan lalu menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan global tahun ini. IMF diperkirakan melakukan hal yang sama ketika merilis perkiraan terbarunya pada Selasa.

Berbicara menjelang pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia minggu ini, Malpass mengatakan dana bantuan akan berjalan 15 bulan hingga Juni 2023 dan dibangun di atas dana respons covid-19 sebesar US$157 miliar yang berakhir pada Juni 2021. "Kami berharap untuk memberikan sekitar US$50 miliar dari jumlah ini dalam tiga bulan ke depan," katanya. Ia berencana membahas dana dengan dewan bank dalam beberapa minggu mendatang.

Malpass mengulangi keprihatinannya terhadap negara-negara miskin yang menghadapi tingkat utang tinggi. Ia mencatat bahwa 60% negara-negara berpenghasilan rendah sudah menghadapi kesulitan utang atau berisiko tinggi.

Dia telah merekomendasikan perbaikan dalam Kerangka Umum G20 yang diadopsi tahun lalu. Ini dimaksudkan untuk menawarkan jalan merestrukturisasi beban utang yang besar, tetapi belum membuahkan hasil.

Baca juga: IMF: Utang Tinggi Dapat Perlambat Pemulihan Negara

Hambatan utama yaitu kurangnya informasi tentang ukuran utang ke Tiongkok serta beberapa pemberi pinjaman lain yakni perusahaan swasta dan pemerintah. Para menteri keuangan G20 akan bertemu pada Rabu di sela-sela pertemuan musim semi. (AFP/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya