Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
PRESIDEN Joko Widodo menekankan bahwa masa sulit tidak hanya dihadapi Indonesia. Sejumlah negara dikatakannya turut merasakan distrupsi global.
Pertama, lanjut Jokowi, sapaan akrabnya, akibat revolusi industri 4.0. Kemudian, diikuti disrupsi luar biasa karena pandemi covid-19. Kemudian, ditambah faktor geopolitik yang dipicu ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
"Masa depan global semakin penuh dengan ketidakpastian," ujar Kepala Negara di Universitas Sebelas Maret (UNS), Jumat (11/3). Pada kesempatan itu, Presiden didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Menkeu: Proses Pemulihan Ekonomi tidak Selalu Mulus
Perang antara Rusia dan Ukraina telah memicu kelangkaan energi yang dialami semua negara. Jokowi menyoroti kenaikan harga minyak dunia dari US$60 per barel, kemudian menjadi US$115 per barel. Bahkan, banyak negara memutuskan untuk menaikkan harga minyak.
"Kita masih tahan-tahan (menaikkan harga minyak)," pungkas Jokowi.
Selain masalah minyak, Presiden menyebut beberapa negara sudah mulai mengalami kelangkaan dan kenaikan harga pangan, seperti gandum dan kedelai. Kelangkaan kontainer akibat harga naik pun juga terjadi belakangan ini.
Baca juga: Bank Sentral Australia Beranjak Menaikkan Tingkat Suku Bunga
Berdasarkan World Container Index, harga kontainer naik enam kali lipat dari sebelum pandemi, yakni US$1.579 menjadi US$9.477 pada Februari 2022. Hal itu membuat barang logistik yang dikirimkan ke konsumen juga dibeli lebih mahal, karena terbebani kenaikan harga kontainer.
"Efeknya apa? Kenaikan inflasi, hati-hati mengelola ekonomi saat ini. Ekonomi makro dikelola, tapi mikronya tidak diperhatikan, bisa buyar," tegas Presiden.
Jokowi mengingatkan bahwa pemerintah harus bekerja detil dalam mengelola ekonomi. Pihaknya pun bersyukur angka inflasi di Indonesia tidak naik terlalu tinggi, yakni 2,2% pada Januari 2022. Sementara itu, inflasi Rusia naik 8,7%, Amerika Serikat 7,5% dan Uni Eropa 5,1%.(OL-11)
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
BPS Provinsi Maluku Utara mencatat inflasi bulan Juli 2025 sebesar 2,46 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dengan penyumbang inflasi tertinggi yakni cabai rawit.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya (0,13%; mtm).
penyumbang utama inflasi Juli 2025 secara year-on-year yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 1,08%.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Hingga semester I 2025, pemerintah terus menjalankan peran counter cyclical untuk meredam tekanan ekonomi, serta tetap mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok rentan.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved