Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Bank Sentral Australia Beranjak Menaikkan Tingkat Suku Bunga

 Fetry Wuryasti
10/3/2022 13:54
Bank Sentral Australia Beranjak Menaikkan Tingkat Suku Bunga
Gubernur Bank Sentral Australia Philip Lowe.(DAVID GRAY / AFP)

BANK Sentral Australia mulai melihat langkah menaikan tingkat suku bunga mulai bisa diperhitungkan. Gubernur Bank Sentral Australia, Philip Lowe mengatakan bahwa kenaikan tingkat suku bunga di tahun 20022 merupakan salah satu yang masuk akal.

"Sebab perang antara Ukraina dengan Rusia, telah mendorong inflasi meningkat, dan jauh lebih konsisten. Hal tersebut sudah sesuai dengan target dan tujuan dari Bank Sentral," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Kamis (10/3).

Lowe mengatakan Bank Sentral Australia selalu melihat data perekonomian dalam memberikan pertimbangan untuk membuat keputusan. Lowe mengatakan dalam situasi dan kondisi saat ini pertumbuhan upah di Australia dan fundamental inflasi masih sangat lemah dibandingkan di negara lain.

Baca juga: Rubel Rusia Terpuruk di tengah Sanksi Baru, Putin Bergeming

Namun apabila menilik prospek dan kemungkinan, tentu potensi kenaikan tingkat suku bunga hingga akhir tahun masih terbuka lebar. Bank Sentral

Australia masih akan meninjau setiap data perekonomian yang masuk dan melihat kemungkinan ketidakpastian dapat berkurang atau tidak.

"Sebelum ini, Bank Sentral Australia tidak pernah bergantung dengan data dalam memutuskan menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga," kata Nico.

Apalagi Bank Sentral Australia sebelumnya sudah mengatakan tidak akan menaikan suku bunga sebelum akhir tahun 2023. Namun kini di tengah tren kenaikan tingkat suku bunga oleh Bank Sentral di berbagai negara, Australia pun ikut arus untuk menaikan tingkat suku bunga.

"Namun bedanya Bank Sentral Australia akan jauh lebih bersabar untuk setahap demi setahap untuk menaikkan tingkat suku bunga. Karena Lowe khawatir, apabila suku bunga naik terlalu cepat, akan memberikan dorongan negatif terhadap pengangguran," kata Nico.

Lowe sendiri ingin menaruh perhatian lebih besar terhadap tingkat pasar tenaga kerja, sebelum menaikan suku bunga.

Bulan Februari 2022, pada akhirnya Australia mengakhiri stimulus karena prospek perekonomian telah pulih dan jauh lebih kuat sehingga mendorong pengangguran turun ke level terendahnya dalam kurun waktu 13 tahun terakhir, yakni sebesar 4,2%.

"Kami melihat ada potensi Bank Sentral Australia akan menaikkan tingkat suku bunganya 0,1% - 0,15% pada kuartal III atau IV 2022 mendatang," kata Nico.

Saat ini yang menjadi perhatian Bank Sentral Australia yaitu pertama, mengukur seberapa besar dampak yang disebabkan oleh Ukraina dan Rusia terhadap perekonomian Australia, terkait inflasi akan naik atau tidak, sehingga memberikan pertimbangan tersendiri bagi Bank Sentral Australia dalam menaikan tingkat suku bunganya. Kedua, bagaimana caranya agar biaya ketenagakerjaan di Australia dalam berkembang.

"Hal ini yang masih menjadi fokus dari Bank Sentral Australia dalam jangka waktu beberapa bulan mendatang," kata Nico.

Pasar juga menanti data hasil pertemuan Bank Sentral Eropa ya yang akan dihelat pada Kamis (10/3) waktu setempat. Pasar menanti bagaimana sikap dari Bank Sentral Eropa terhadap situasi dan kondisi yang terjadi antara Ukraina dengan Rusia, serta langkah mereka ketika ada dampak yang luar biasa besar. (Try/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik