Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
DANA Moneter Internasional (IMF) memperingatkan lonjakan inflasi yang terjadi di sebagian besar negara kelompok G20 dapat memicu risiko yang signifikan terhadap perekonomian. Meski demikian, IMF memperkirakan kenaikan harga di sebagian besar negara akan secara bertahap melandai pada tahun ini.
"Mengutip Reuters, IMF menilai data inflasi terus mengejutkan. Lonjakan inflasi terutama terjadi karena kenaikan harga komoditas, gangguan pengiriman barang, berlanjutnya ketidaksesuaian dalam penawaran dan permintaan, dan pergeseran permintaan lebih banyak barang," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (18/2).
Dalam catatan yang disiapkan untuk pertemuan G20 dalam dua hari ini di Jakarta, IMF menilai ekspektasi inflasi jangka panjang secara umum tetap akan terkendali dengan kerangka kebijakan yang kuat. Namun, risiko penurunan pertumbuhan ekonomi global terus membayangi yang ditunjukkan dengan indikator ekonomi.
IMF pada bulan lalu telah memangkas pertumbuhan ekonomi global menjadi 4,4%. Pembatasan mobilitas yang diterapkan di Eropa, Jepang dan Inggris telah melemahkan aktivitas sektor jasa dalam beberapa bulan terakhir, sementara penyebaran virus corona telah merusak sentimen konsumen di Amerika Serikat.
Baca juga: OJK Ungkap Kendala Penerbitan Green Bond
IMF memperkirakan bahwa gangguan pasokan kemungkinan telah mengurangi antara 0,5% hingga 1% dari pertumbuhan produk domestik bruto global pada tahun 2021 dan mengangkat inflasi inti sebesar 1%.
Potensi munculnya varian baru dan berbahaya dari virus Covid-19 dapat menyeret turunnya aktivitas ekonomi. Menurut IMF, ketidaksesuaian penawaran-permintaan juga bisa memakan waktu lebih lama untuk diselesaikan dari yang diharapkan.
Kondisi ini dapat membebani output dan memicu inflasi upah, yang dalam jangka waktu dapat mendorong pengetatan kebijakan moneter yang lebih awal dari perkiraan di negara-negara maju utama, terutama di Amerika Serikat, negara terbesar di dunia.
Ekonomi Tiongkok, terbesar kedua di dunia berpotensi lebih lambat dibandingkan prediksi semula jika mengalami masalah lebih lanjut di pasar real estat, konsumsi swasta tidak pulih, dan wabah Covid-19 meluas.
"IMF menekankan, bank-bank sentral di ekonomi pasar berkembang harus siap menghadapi guncangan jika inflasi terus meningkat di negara-negara ekonomi utama. Bank-bank sentral negara maju berpotensi menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan," kata Nico. (A-2)
Gigih mengatakan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei silam, perekonomian Jatim pada Triwulan I-2025 tumbuh sebesar 5,00%.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
KAD ini menurutnya untuk menjaga stabilitas pasokan khususnya untuk cabai dan bawang merah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
Salah satu pengendalian inflasi dengan mendirikan Pabrik Saus Tomat dan Cabai di dalam gedung sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Pengolahan Produk Holtikultura di Kecamatan Salimpaung.
Kebijakan Tarif Resiprokal Dibuat karena Adanya Kekhawatiran AS pada Kekuatan Tiongkok
Bank Indonesia (BI) dan Bank Prancis atau Banque de France (BdF) menyepakati penguatan kerja sama bilateral di area kebanksentralan.
Bank Indonesia bakal menambah besaran insentif dalam Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) di 2025 menjadi Rp283 triliun.
LPEM FEB UI mendesak Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6% pada Rapat Dewan Gubernur BI November 2024.
BANK sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis (7/11) waktu AS
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (27/9) sore ditutup melemah di tengah penguatan mayoritas bursa saham kawasan Asia.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (24/9) sore ditutup menguat seiring pelaku pasar merespons positif komentar dovish pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved