LPEM FEB UI: BI Perlu Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen

Andhika Prasetyo
20/11/2024 07:32
LPEM FEB UI: BI Perlu Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen
Ilustrasi(Antara)

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) mendesak Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI-Rate pada level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2024.

“Dengan kondisi inflasi yang relatif terjaga dan adanya tren depresiasi rupiah beberapa waktu belakangan, Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 6% pada bulan November ini,” kata ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky di Jakarta, Rabu (20/11).

Riefky melihat pada November ini, kondisi ekonomi sangat dipengaruhi perpaduan faktor domestik dan global. Dari sisi domestik, inflasi masih berada dalam kisaran target bank sentral, meskipun ada tren deflasi yang terus-menerus pada beberapa komponen.

Dinamika perdagangan terus menunjukkan ketahanan, bahkan ketika surplus menyempit. Pada Oktober 2024, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$2,48 miliar, yang mencerminkan penurunan bulanan sebesar 23,22% month to month (mtm) dari surplus US$3,23 miliar yang dicapai pada September 2024.

Meskipun mengalami penurunan, capaian surplus tersebut menandai surplus neraca perdagangan Indonesia selama 54 bulan berturut-turut. Baik impor maupun ekspor mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi di bulan Oktober 2024. Namun, kenaikan impor yang lebih tajam menyebabkan surplus perdagangan berkurang.

Di tingkat global, ketidakpastian yang berasal dari pemilihan umum (pemilu) Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik telah memberikan tekanan pada arus modal, yang mempengaruhi stabilitas rupiah.

Dengan mempertimbangkan depresiasi rupiah akhir-akhir ini dan tidak adanya risiko inflasi yang mendesak, Riefky memandang Bank Indonesia perlu menahan BI-Rate sebesar 6 persen untuk memastikan bahwa penyesuaian di masa mendatang dilakukan secara strategis dan tepat waktu untuk mempertahankan stabilitas harga.

Antara pertengahan Oktober dan pertengahan November 2024, Indonesia mengalami arus modal keluar bersih sebesar US$1,46 miliar dari pasar keuangannya yang terdiri dari US$0,58 miliar dari pasar obligasi dan US$0,88 miliar dari pasar saham. (Ant/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya