Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
OTORITAS Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan sejumlah tantangan dalam penerbitan dan persyaratan efek bersifat utang berwawasan lingkungan atau green bond.
Deputi Komisioner Stabilitas Perbankan OJK Agus Edi Siregar mengatakan, tidak adanya pemberian insentif ke perusahaan yang menerbitkan green bond menjadi penghambat.
"Ada tantangan utama yang dijumpai saat mengeluarkan green instrument ini. Berdasarkan yang kami tangkap dari pasar, yaitu kurangnya insentif terhadap green bond atau pembiayaan dari sektor hijau ini," terangnya dalam Side Event G20, bertajuk Scaling Up The Utilization Of Sustainable Financial Instruments pada Jumat, (18/2).
Menurutnya, insentif itu diperlukan karena dalam menerbitkan green bond memerlukan usaha yang ekstra dibanding dibanding obligasi biasa. Misalnya, ada prosedur verifikasi dalam menentukan apakah usaha tersebut masuk ke sektor green atau tidak
"Namun, pricing green bond di pasar itu sama dengan non green bond. Ini menjadi tantangan terbesar," ujarnya.
Konteks tersebut, menurut Edi, harus dipikirkan pemerintah ke depan agar desain green bond terstruktur dengan baik, supaya minat mengeluarkan utang berwawasan lingkungan atau green instrument financing itu bisa lebih banyak lagi kedepannya.
"Sebelumnya, kita juga belum memiliki standar sektor mana yang disebut hijau dan tidak. Standar ini penting agar semua pihak memiliki bahan sama untuk mendesain pembiayaannya," jelasnya.
Sebagai solusi, OJK pun meluncurkan Taksonomi Hijau Indonesia sebagai panduan aktivitas ekonomi hijau di Tanah Air pada Januari 2022. Dalam taksnomi hijau disusun, diketahui ada 2.733 klasifikasi sektor dan subsektor ekonomi, di mana 919 di antaranya telah terkonfirmasi apakah itu sektor hijau atau bukan.
Identifikasi tersebut nantinya akan diterapkan ke berbagai industri, baik industri pertanian, real estate, dan sebagainya untuk. diberikan label industri hijau atau bukan.
"Kami mendesain green taxonomy Indonesia ini sampai skala lima, kira-kira apa kriteria atau sertifikasi yang dibutuhkan agar sesuatu sektor itu bisa menjadi green sector," pungkas Edi. (Ins/E-1)
Membeli rumah merupakan salah satu keputusan besar dalam hidup, terutama bagi mereka yang ingin membeli rumah pertama.
KPR BRI Green Financing juga merupakan langkah nyata dalam mendorong pembangunan properti hijau di Indonesia.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) tegaskan komitmen dalam penerapan Keuangan Berkelanjutan di Indonesia.
BNI semakin optimistis untuk melakukan akselerasi kinerja green banking tahun ini seiring dengan efektifnya BNI green bond Rp5 triliun.
BNI serius memperkuat bisnisnya ke arah compliance terhadap upaya-upaya bersama serta mengglobal dalam melindungi lingkungan hidup.
BNI kembali memperkuat komitmen di segmen green banking dengan menawarkan obligasi korporasi berwawasan lingkungan (green bond) sebanyak-banyaknya Rp5 triliun.
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina membuktikan konsistensi dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.
Meski menghadapi tantangan global yang sama, ASEAN memiliki keunggulan kompetitif, khususnya dari sisi demografi dan arus perdagangan.
Bagi korporasi, penerapan konsep environmental, social, and governance (ESG) menjadi hal yang semakin penting untuk bisa diimplementasikan.
PT Astra Agro Lestari mencatatkan kinerja yang positif dan juga menunjukkan pencapaian tanggung jawab sosial melalui Laporan Keuangan dan Laporan Keberlanjutan.
Saat ini berbagai program pembangunan pusat dilakukan di desa, namun peran masyarakat untuk ikut berpartisipasi masih perlu dioptimalkan.
Erafone Jaga Bumi ini juga sebagai bagian komitmen dan implementasi ESG Erajaya group.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved