Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BI: Insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial Naik Jadi Rp283 Triliun di 2025

M Ilham Ramadhan Avisena
30/11/2024 07:28
BI: Insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial Naik Jadi Rp283 Triliun di 2025
Ilustrasi(Antara)

Bank Indonesia bakal menambah besaran insentif dalam Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) di 2025 menjadi Rp283 triliun. Jumlah itu meningkat dari besaran insentif yang disediakan bank sentral tahun ini senilai Rp259 triliun.

Demikian disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2024 di Gedung BI, Jakarta, Jumat (29/11). 

"Insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial ini untuk mendorong kredit pembiayaan akan kami arahkan ke sektor-sektor prioritas penciptaan lapangan kerja. Jumlah insentif kami naikan dari Rp259 triliun menjadi Rp283 triliun mulai Januari 2025," ujarnya. 

Insentif itu merupakan bagian dari strategi kebijakan umum makroprudensial yang akan dijalankan BI pada 2025. Selain memperluas sektor insentif KLM, bank sentral juga akan menjalankan kebijakan longgar pada rasio penyangga likuiditas dan jumlahnya lebih besar. 

"Demikian pula kebijakan uang muka kredit 0% tetap berlaku untuk kredit properti dan kredit otomotif akan dilanjutkan," jelas Perry. 

Selain itu, bank sentral juga akan memperkuat surveillance system untuk menjaga sistem keuangan. Itu dilakukan BI bersama dengan Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan di bawah naungan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

Sementara di sistem pembayaran digitalisasi, BI juga akan mengakselerasi peta kebijakan di tahun depan sesuai dengan cetak biru yang diluncurkan pada Agustus 2024. Itu dilakukan melalui lima inisiatif, yakni, pengembangan, infrastruktur, industri, inovasi, internalisasi rupiah digital.

"Kami akan memperluas kerja sama QRIS dengan sejumlah negara, tidak hanya ASEAN, tapi juga Jepang, Korea Selatan, Uni Emirat Arab dan sejumlah negara lain," pungkas Perry. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya