Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANK sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis (7/11) waktu AS atau Jumat (8/11) dini hari waktu Indonesia.
Merespon hal tersebut, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan dari The Fed sebagai angin bagi bank sentral negara lain untuk menurunkan suku bunga acuannya juga.
"Dampak yang diharapkan adalah perekonomian global semakin membaik, termasuk ekonomi Indonesia yang diharapkan juga terkena imbas positif," ucap Huda saat dihubungi, Jumat (8/11).
Mengingat The Fed yang telah menurunkan suku bunga, Huda menilai Bank Indonesia seharusnya akan menurunkan suku bunga acuannya agar bisa menggerakan sektor riil dari dalam negeri.
"Biaya investasi akan semakin murah dan perusahaan bisa untuk ekspansi. Kondisi makroekonomi Indonesia pun juga mendukung adanya penurunan suku bunga Bank Indonesia. Inflasi rendah, dan perlu ada stimulus moneter untuk menggerakkan ekonomi riil, salah satunya dari sisi suku bunga acuan," tuturnya.
Dihubungi secara terpisah, Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menyebut bahwa penurunan suku bunga acuan The Fed menjadi indikator positif untuk perekonomian nasional.
"Harapannya Bank Indonesia bisa mengikuti dengan memangkas suku bunga acuan dan bank komersial juga membuat penyesuaian interest," ungkap Ajib.
Sementara itu, dari sisi supply ekonomi, Ajib menilai bahwa penurunan suku bunga acuan ini bisa mereduksi harga produksi. "Dan dari sisi demand, kebijakan memangkas suku bunga acuan akan menambah likuiditas dan juga daya beli masyarakat," tandasnya. (Fal/M-4)
Di Indonesia, penggerak pasar ialah terpilihnya kembalai Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) dan mulainya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemangkasan sebesar 25 bps ini adalah pemangkasan kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved