Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BANK sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis (7/11) waktu AS atau Jumat (8/11) dini hari waktu Indonesia.
Merespon hal tersebut, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan bahwa penurunan suku bunga acuan dari The Fed sebagai angin bagi bank sentral negara lain untuk menurunkan suku bunga acuannya juga.
"Dampak yang diharapkan adalah perekonomian global semakin membaik, termasuk ekonomi Indonesia yang diharapkan juga terkena imbas positif," ucap Huda saat dihubungi, Jumat (8/11).
Mengingat The Fed yang telah menurunkan suku bunga, Huda menilai Bank Indonesia seharusnya akan menurunkan suku bunga acuannya agar bisa menggerakan sektor riil dari dalam negeri.
"Biaya investasi akan semakin murah dan perusahaan bisa untuk ekspansi. Kondisi makroekonomi Indonesia pun juga mendukung adanya penurunan suku bunga Bank Indonesia. Inflasi rendah, dan perlu ada stimulus moneter untuk menggerakkan ekonomi riil, salah satunya dari sisi suku bunga acuan," tuturnya.
Dihubungi secara terpisah, Analis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menyebut bahwa penurunan suku bunga acuan The Fed menjadi indikator positif untuk perekonomian nasional.
"Harapannya Bank Indonesia bisa mengikuti dengan memangkas suku bunga acuan dan bank komersial juga membuat penyesuaian interest," ungkap Ajib.
Sementara itu, dari sisi supply ekonomi, Ajib menilai bahwa penurunan suku bunga acuan ini bisa mereduksi harga produksi. "Dan dari sisi demand, kebijakan memangkas suku bunga acuan akan menambah likuiditas dan juga daya beli masyarakat," tandasnya. (Fal/M-4)
Di Indonesia, penggerak pasar ialah terpilihnya kembalai Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat (AS) dan mulainya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pemangkasan sebesar 25 bps ini adalah pemangkasan kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2025, dibuka menguat 29,63 poin atau 0,38% ke posisi 7.922,54.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, dibuka menguat 54,39 poin atau 0,70% ke posisi 7.846,09.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Selasa 29 Juli 2025, dibuka menguat 11,02 poin atau 0,14% ke posisi 7.625,79.
Presiden Donald Trump mengatakan sangat kecil kemungkinan untuk memecat ketua The Fed Jerome Powell.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved