Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PRESIDEN Joko Widodo mengajak para pemimpin negara untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang muncul akibat pandemi covid-19. Dia juga meminta agar konflik maupun rivalitas yang kontraproduktif pada upaya pemulihan dunia untuk disudahi.
“Dalam situasi yang seperti ini bukan saatnya untuk rivalitas, bukan saatnya untuk membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia. Apalagi yang membahayakan keselamatan dunia sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini,” ujarnya dalam Opening 1st Finance Meeting and Central Governor Meeting G20, Kamis (17/2).
Presiden menyatakan untuk mendukung pemulihan dunia dari dampak pandemi semua negara saling terhubung. Menurutnya, bila satu kawasan mengalami kebangkitan, maka akan berdampak kebangkitan pada kawasan lainnya.
Namun sebaliknya, bila satu kawasan mengalami keruntuhan, maka kawasan lain akan terimbas keruntuhan yang sama. Hal itu dikarenakan pandemi merebak di hampir seluruh negara dan memberi dampak negatif pada perekonomian dunia.
“Dalam situasi seperti ini tidak ada satu negara pun yang bisa bangkit sendiran. Semua negara saling terkoneksi, tidak ada yang terisolasi, kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan yang lainnya. Sebaliknya, keruntuhan satu kawasan akan ikut meruntuhkan kawasan lainnya,” tutur Kepala Negara.
Baca juga: KBRI: Kondisi WNI di Ukraina Aman
Untuk itu, Jokowi mengajak semua pihak untuk menghentikan segala bentuk rivalitas dan ketegangan yang bersebrangan dengan upaya pemulihan dunia. Ketidakpastian yang muncul akibat pandemi mesti dihadapi dengan sinergi dan kolaborasi.
“Saat ini semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan. Kita harus fokus untuk bersinergi, berkolaborasi, menyelamatkan dan membangkitkan dunia tempat kita hidup untuk segera bangkit kembali, pulih kembali,” pintanya.
Sinergi dan kolaborasi itu juga diharapkan mampu mengatasi dan mengantisipasi dampak pandemi pada subsektor perekonomian dunia.
“Ketidakpastian global harus kita hadapi dengan sinergi dan kolaborasi. Kita harus bekerja sama mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat, kita harus mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan, kita harus mengatasi kelangkaan kontainer dan rantai logistik lainnya, kita harus mencegah terjadinya kelaparan,” pungkas Jokowi.(OL-5)
PENGAMAT politik dari Citra Institute Efriza, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang meminta kritik sarat makna simbolik.
Pledoi Tom Lembong, tuntutan tujuh tahun penjara yang diajukan JPU merupakan kriminalisasi terhadap kebijakan publik.
SINYAL Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kian gencar.
PENGAMAT Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menyoroti momen akrab Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
TIM Hukum DPP PDI Perjuangan (PDIP) menyatakan telah mendapat informasi bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto sudah ditarget agar masuk penjara
Hendri Satrio berpendapat, sudah saatnya semua misteri yang menyelimuti demokrasi bangsa ini dibuka agar tidak ada lagi penyanderaan dalam politik.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
Studi Nature Communications ungkap pandemi Covid-19 mempercepat penuaan otak rata-rata 5,5 bulan, meski tanpa infeksi. Siapa yang paling terdampak?
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved