Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
BANK BTPN meluncurkan produk reksa dana terbaru Ashmore Digital Equity Sustainable Fund (ADESF) melalui unit bisnis wealth management BTPN Sinaya dalam rangka mendukung keuangan berkelanjutan.
Produk investasi unggulan ini merupakan hasil kerja sama antara Bank BTPN dan PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (Ashmore).
Produk ini merupakan reksa dana saham bertema lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) dan digital pertama di Indonesia yang dikelola secara aktif dalam denominasi rupiah.
Baca juga : Bank BTPN Dorong Pembiayaan Berkelanjutan
“Kami menyadari saat ini semakin banyak investor yang mulai memikirkan dampak investasinya terhadap kelestarian lingkungan bagi masyarakat," ungkap Helena selaku Head of Wealth Management Business Bank BTPN dalam keterangan pers, Selasa (8/2)
"Melalui produk Ashmore Digital Equity Sustainable Fund ini, BTPN Sinaya menawarkan pilihan investasi jangka panjang kepada nasabah investor yang selain ingin mengoptimalkan potensi investasinya, juga ingin berperan serta dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” paparnya.
Bank BTPN berkomitmen penuh untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di antaranya dengan menyediakan produk dan jasa keuangan yang inklusif untuk mendukung upaya memitigasi perubahan iklim.
Baca juga : Survei Ungkap 86% Konsumen di Indonesia Alami Dampak Perubahan Iklim
"Selain itu, Bank BTPN menyelenggarakan layanan keuangan yang mengintegrasikan risiko lingkungan, sosial dan tata kelola dalam produk, jasa dan dalam pengambilan keputusan bisnis," jelas Helena.
Bank BTPN juga menjalankan operasi perbankan yang lebih ramah lingkungan.
ADESF bertujuan untuk memberikan tingkat pengembalian yang potensial dalam jangka panjang dengan berinvestasi pada efek bersifat ekuitas yang berfokus pada pemilihan emiten dengan kriteria berkelanjutan dan kriteria digital tertentu sesuai dengan pertimbangan manajer investasi dan kebijakan investasi.
Baca juga : IFC-Bank BTPN Kerja Sama Penerbitan Obligasi Sosial dan Hijau
“Kami melihat potensi besar atas produk investasi saham yang bertema LST setelah mencermati peningkatan minat yang tinggi secara global berdasarkan naiknya dana kelolaan LST," kata Direktur Ashmore Arief Wana.
"Sementara itu, saham-saham berbasis teknologi merupakan respresentasi masa depan Indonesia dan merupakan ekonomi baru yang memiliki pertumbuhan yang besar,” ujar Arief.
Saham dengan kriteria yang berkelanjutan yang dimaksud adalah saham yang masuk dalam indeks IDX ESG Leaders.
Baca juga : P&G Berkomitmen Jalankan Bisnis Berkelanjutan untuk Kurangi Jejak Karbon
Sementara itu, kriteria digital yang dimaksud adalah perusahaan tersebut bukan perusahaan yang menghasilkan lebih dari 10% pendapatannya dari produksi dan distribusi tembakau, perjudian, bahan bakar fosil, perjudian atau pornografi.
Produk ADESF ini akan melengkapi 19 produk investasi reksa dana lainnya di BTPN Sinaya.
Ke depannya, Bank BTPN berharap dapat terus memperkuat kemitraannya dengan Ashmore untuk memastikan para nasabah wealth management dari BTPN Sinaya dapat mengoptimalkan potensi investasi dari aset yang dimiliki. (RO/OL-09)
Pajak itu dalam rangka membantu membiayai aksi penanganan krisis iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menegaskan pentingnya pembangunan sanitasi yang baik bagi masyarakat.
Regulasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan konsep lingkungan hidup dalam setiap tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan pembangunan nasional.
Transformasi industri pertambangan menjadi isu krusial dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Pertamina Patra Niaga meraih 14 penghargaan pada ajang Indonesia Social Responsibility Award (ISRA) 2025.
Pupuk Kaltim perkuat program TJSL untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved