Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Perusahaan global terkemuka, Procter & Gamble (P&G) Indonesia yang bergerak di industri penyedia produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan personal berkomitmen menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
“P&G tidak hanya melayani konsumen Indonesia melalui inovasi dan produk-produk ternama, namun juga memastikan bahwa setiap aktivitas bisnis yang dilakukan di pabrik telah mempertimbangkan aspek yang berkelanjutan bagi karyawan, komunitas, serta lingkungan sekitar,” ujar Seif Samir, selaku Plant Manager P&G Indonesia kepada wartawan di pabrik P&G di Karawang, Jawa Barat, , seperti tertera dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Rabu (8/3)
Samir mengungkapkan dalam pengembangan sumber daya manusia, pabrik P&G Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan terbaik untuk berkarir (Employer of Choice) dengan terus berinvestasi pada serangkaian program dan fasilitas yang mendukung pengembangan, serta produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Selain itu, P&G juga semakin mengintegrasikan program komitmen sosial (citizenship) ke dalam operasi bisnis, agar semakin besar pula dampak positif yang dapat diberikan bagi komunitas dan lingkungan sekitar. Adapun program komitmen sosial P&G mencakup tiga area utama, yaitu Keberlanjutan Lingkungan (Environmental Sustainability), Kesetaraan dan Inklusi (Equality and Inclusion), dan Dampak Komunitas (Community Impact).
P&G, kata Samir, selalu memastikan bahwa setiap aktivitas bisnis yang dilakukan mempertimbangkan aspek lingkungan yang berkelanjutan, mulai dari produksi dan pengemasan hingga pasokan produk. “P&G terus berkolaborasi dengan berbagai pihak serta berinvestasi pada inovasi yang dapat membantu perusahaan dan konsumen dalam mengurangi jejak karbon. Upaya keberlanjutan lingkungan P&G fokus pada tiga pilar, yaitu Iklim (Climate), Air (Water), dan Limbah (Waste).
Sementara itu, dalam mendorong berbagai program terkait Kesetaraan dan Inklusi, P&G percaya bahwa setiap individu dihargai, diikutsertakan, serta dapat memberikan performa terbaik (Everyone Valued, Everyone Included, Everyone Performing at Their PeakTM).
“P&G terus mengupayakan agar akses yang setara untuk belajar, berhasil, dan berkembang, tersedia bagi seluruh individu. Semangat ini dituangkan dalam berbagai kebijakan, inisiatif dan fasilitas di lingkungan pabrik P&G Indonesia. “
Tidak hanya melayani konsumen lewat produk-produk terbaik, P&G Indonesia, kata Samir, juga senantiasa mengambil langkah proaktif untuk berkontribusi pada komunitas dimana bisnis beroperasi. Ia mengatakan, selama bertahun-tahun, pabrik P&G Indonesia terus bekerja sama dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan, untuk terus melaksanakan praktik bisnis yang beretika dan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar pabrik menjadi lebih baik. (RO/M-3)
Menperin menyampaikan industri manufaktur nasional kini ada pada titik krusial dalam menghadapi tuntutan global, terutama terkait transisi menuju energi bersih dan pengurangan emisi.
PFI akan membentuk kelompok-kelompok kerja terkait pengurangan emisi karbon yang terdiri dari perwakilan anggota PFI dan didampingi oleh para ahli yang berasal dari ACEXI.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
KESADARAN terhadap konsep bangunan hijau sudah seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam menjaga bumi.
PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berkomitmen mendukung pengurangan emisi melalui program Penghijauan Bumi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong agenda transisi industri menuju industri hijau yang keberlanjutan dan rendah emisi karbon di Indonesia.
Penelitian terbaru mencatat lebih dari 5.000 mamalia laut terdampar di pesisir Skotlandia sejak 1992.
Studi terbaru di jurnal One Earth mengungkap 60% wilayah daratan Bumi kini berisiko, dengan 38% menghadapi risiko tinggi.
Banjir monsun telah menyapu bersih seluruh desa, memicu tanah longsor, dan menyebabkan banyak orang hilang.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved