Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PERUBAHAN iklim tidak hanya dapat dirasakan pada ketidakpastian cuaca, tapi juga rasa keju. Studi yang dipublikasikan di Journal of Dairy Science, peneliti dari Universite Clermont Auvergne Prancis baru-baru ini menjelaskan bahwa perubahan iklim telah membuat rasa susu sapi berubah. Hal ini dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sapi mengalami perubahan.
Perubahan iklim diketahui telah membuat rumput sebagai makanan sapu mengalami kekeringan dan tidak baik untuk dikonsumsi sapu. Untuk itu mereka lebih banyak mengonsumsi makanan pakan tambahan seperti jagung dan konsentrat.
Hal ini pun otomatis telah membuat rasa kandungan gizi susu berubah. Pada akhirnya rasa keju pun ikut mengalami perubahan.
"Jika perubahan iklim berlangsung seperti saat ini, kita akan merasakan dampaknya terhadap rasa keju," ungkap peneliti utama dari studi tersebut Matthieu Bouchon dilansir dari Science News.
Mereka melakukan penelitian pada 2021 dengan membandingkan dua kelompok sapi. Salah satunya mengonsumsi rumput dan sisanya diberi pakan tambahan.
Sapi yang makan jagung akan menghasilkan susu dengan volume setara dan emisi metana lebih rendah. Namun rasa susu yang dihasilkan kurang gurih dan kaya dibandingkan dengan sapi yang mengonsumsi rumput.
Sementara sapi yang mengonsumsi rumput memiliki lebih banyak asam lemak omega-3 dan asam laktat. Kandungan ini penting bagi kesehatan jantung dan sistem pencernaan.
Fenomena ini terjadi pada banyak wilayah. Mulai dari Eropa hingga Brazil. Salah satu peternak sapi perah asal Brazil, Gustavo Abijaodi mengatakan perubahan iklim membuat kandungan susu di sana menurun.
"Kami menghadapi banyak masalah dengan kandungan protein dan lemak dalam susu karena suhu panas. Kalau kami bisa menstabilkan dampak panas, sapi akan menghasilkan susu yang lebih baik dan bergizi,” kata Abijaodi.
Temuan lainnya adalah pola makan sapi berubah. Sebab suhu ekstrem karena pemanasan global membuat sapi makan lebih sedikit.
"Sapi menghasilkan panas saat mencerna makanan, jadi kalau mereka sudah merasa panas, mereka akan makan lebih sedikit untuk menurunkan suhu tubuhnya," kata Pakar peternakan lainnya, Marina Danes dari Universitas Federal Lavras, Brazil.
Sapi yang makan lebih sedikit akan membuat daya tahan tubuh hewan menjadi menurun. Selain itu juga akan membuat hewan menjadi rentan terkena penyakit.
"Proses ini bisa berujung pada penurunan daya tahan tubuh, membuat hewan lebih rentan terkena penyakit," tandasnya. (H-2)
Pajak itu dalam rangka membantu membiayai aksi penanganan krisis iklim dan pembangunan berkelanjutan.
Penelitian terhadap hampir 400.000 kelahiran di Australia menunjukkan paparan terhadap polusi udara tinggi dan suhu ekstrem dapat meningkatkan risiko kehamilan lebih lama.
Indonesia perlu membangun 15 hingga 25 GW energi terbarukan setiap tahun mulai sekarang.
Dalam pandangan NU, ekologi tidak hanya berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, tetapi juga manusia dengan sang Ilahi.
Dari pengetahuan dan pelatihan siswa terhadap perubahan iklim ini, Unifah berpendapat akan menanamkan sikap positif kepada siswa
Badai nor’easter semakin kuat akibat dampak polusi iklim.
Presiden Prabowo Subianto menyinggung dampak perubahan iklim yang dirasakan Indonesia dalam KTT ke-17 BRICS di Brasil.
Perubahan iklim berdampak pada kesehatan reproduksi generasi muda. Mulai dari keseimbangan hormonal, ketidakteraturan menstruasi, stres psikologis, dan lainnya.
Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia melakukan kerja sama bidang Limnologi dan Hidrologi dengan BRIN untuk persiapan dan adaptasi perubahan iklim.
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved