Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

Bank Sentral Inggris Buka Fasilitas Likuiditas Alternatif sesuai Syariah

Mediaindonesia.com
22/12/2021 20:44
Bank Sentral Inggris Buka Fasilitas Likuiditas Alternatif sesuai Syariah
Bank of England.(AFP/Ben Stansall.)

BANK sentral Inggris menjadi bank sentral pertama di luar negara mayoritas Muslim yang membuka Fasilitas Likuiditas Alternatif (ALF) pada awal bulan ini. Fasilitas ini memberikan bank-bank, yang menurut prinsip syariah tidak membayar atau menerima bunga, kemampuan yang sama untuk menempatkan dana di bank Inggris seperti bank konvensional.

Di bawah model ALF, simpanan peserta didukung oleh dana sekuritas syariah berkualitas tinggi yang dikenal sebagai sukuk. Pengembalian dari instrumen ini, setelah dikurangi biaya operasional, akan dibayarkan kepada deposan sebagai pengganti bunga. Dalam kesempatan pertama, dana tersebut telah membeli sukuk yang diterbitkan oleh Bank Pembangunan Islam.

Hal itu semakin memperkuat posisi Inggris sebagai pusat keuangan syariah terkemuka di luar negara-negara mayoritas Muslim. Inggris menjadi negara mayoritas non-Muslim pertama yang menerbitkan Sukuk Syariah yang Berdaulat pada 2014 dan Sukuk hijau untuk membuka lebih dari US$30 miliar investasi ke dalam kegiatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di COP26.

Kepala Pasar Sterling Rhys Phillips mengatakan bahwa ALF akan membantu sektor keuangan syariah Inggris untuk bersaing dengan rekan-rekan konvensional sambil tetap setia pada prinsip-prinsip pendirian mereka. "Langkah ini akan semakin memperkuat peran Inggris sebagai pusat keuangan internasional terkemuka untuk keuangan syariah di luar dunia Muslim," ujar Philips.
 
Perbankan syariah merupakan sektor industri jasa keuangan yang relatif muda dan terus berkembang dari industri keuangan yang lebih luas. Banyak bank di seluruh dunia menawarkan produk keuangan yang Islami atau sesuai dengan prinsip syariah. Antara lain, kegiatan ini menghindari pembayaran atau penerimaan bunga.

Bank Syariah di Inggris tunduk pada persyaratan peraturan yang sama ketatnya dengan bank konvensional. Ini termasuk memegang penyangga aset likuid berkualitas tinggi (HQLA) untuk memenuhi kewajiban saat jatuh tempo. Bank konvensional dapat menyimpan simpanan di bank sentral untuk membantu memenuhi persyaratan penyangga mereka, tetapi bank syariah tidak dapat melakukan ini sebelumnya, karena simpanan di bank sentral Inggris biasanya dikenakan bunga. Sekarang mereka bisa.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan pihaknya menyambut baik dukungan berkelanjutan Inggris terhadap keuangan syariah. "Dengan melakukan itu, kami menunjukkan bahwa Inggris menghargai inklusi, akses yang sama, dan peluang yang sama. Dengan menghayati nilai-nilai ini, kita tidak hanya melakukan hal yang benar, tetapi juga memastikan kemakmuran ekonomi dan sosial masyarakat kita," ujarnya.

Baca juga: Sony dan Zee Tuntaskan Rencana Merger meskipun Ditentang Invesco

Langkah ini juga merefleksikan kenyataan bahwa Islam merupakan agama terbesar kedua di Inggris. Sekitar 5% dari populasi Inggris atau 3,4 juta orang ialah Muslim. Muslim berpartisipasi penuh dalam kehidupan Inggris seperti Wali Kota London Sadiq Khan, atlet Olimpiade Mo Farah, Editor Politik BBC Faisal Islam, dan pengusaha & bintang TV James Caan. Jadi, sangat benar bahwa umat Islam di Inggris dan di seluruh dunia dapat sepenuhnya menggunakan semua instrumen kekuatan keuangan Kota London sebagai salah satu dari dua pusat keuangan besar di seluruh dunia untuk menabung dan berinvestasi. "Saya berharap lembaga keuangan Indonesia akan mempertimbangkan untuk memanfaatkan peluang baru ini," tandas Owen. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya