Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) terus mewujudkan program peningkatan ekspor berbagai komoditas pertanian atau Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS).
Kali ini, Kementan melakukan ekspor perdana makanan hewan kesayangan (pet food) ke negara Brunei Darussalam dari PT. Centralwindu Sejati. Volume pengiriman pertama sebanyak 10 ton atau senilai USD10.000.
"Selamat dan saya sampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada PT. Centralwindu Sejati beserta semua pihak terkait terhadap upaya peningkatan ekspor komoditas peternakan Indonesia," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah.
PT. Centralwindu Sejati merupakan salah satu pioneer produsen makanan hewan kesayangan (pet food) di Indonesia. Produk-produk dari PT. Centralwindu Sejati sudah beredar dan dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya pecinta hewan kesayangan baik kucing maupun anjing.
Dengan diterimanya produk PT. Centralwindu Sejati di negara Brunei Darussalam, merupakan sebagai bukti nyata bahwa makanan hewan kesayangan (pet food) Indonesia telah memenuhi persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh otoritas Brunei Darussalam.
"Kami berpesan kepada PT. Centralwindu Sejati terus meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk siap ekspor, sehingga produk peternakan Indonesia lebih mampu bersaing di perdagangan internasional,"
Nasrullah juga berharap, ekspor ini bisa memotivasi pelaku usaha lain untuk tetap berupaya melakukan percepatan ekspor komoditas peternakan lainnya dengan meningkatkan kualitas produk dan promosi ke negara lain. Karena, pasar di negara lain masih terbuka lebar.
Eskpor yang dilakukan PT Centralwindu Sejati sejalan dengan program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS). Program ini bertujuan untuk membuka peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan.
Baik skala besar, menengah bahkan mikro dan para peternak yang siap ekspor untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Saya berharap, GRATIEKS ini bisa membuka peluang ekspor lebih besar bagi para pelaku usaha peternakan dan kesehatan hewan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia," papar Nasrullah.
Nasrullah menjelaskan, program GRATIEKS ini ditargetkan bisa meningkatkan pertumbuhan volume ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300% menjadi 884.212 ton ke 100 negara tujuan.
Untuk mencapai target, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pelaku usaha saling berkolaborasi bersama-sama meningkatkan ekspor, dengan mencari negara tujuan baru, dan mengidentifikasi permintaan produk yang dibutuhkan oleh negara lain.
"Prinsip yang harus dipenuhi dalam mengisi peluang ekspor adalah kualitas, kuantitas dan keberlanjutan. Perlu adanya jaminan kualitas yang dapat bersaing, kemampuan memenuhi kuantitas yang dibutuhkan negara importir dan keberlanjutan pasokan," tegas dia.
Sementara Itu, Direktur PT. Centralwindu Sejati, Paulius Juta menyampaikan merasa antusias untuk memperkenalkan produk pet food ke negara tetangga lainnya. Ia meyakini, produk yang dipasarkan merupakan salah satu produk unggulan dan berkualitas tinggi.
"Produk kami diproduksi oleh pabrik berstandar tinggi dan tersertifikasi. Rasanya sangat diminati kucing dengan kualitas terjamin sehingga menjadi pilihan tepat untuk semua jenis kucing," ungkap Paulius.
Selain melakukan ekspor makanan hewan kesayangan, PT. Centralwindu Sejati juga memproduksi pakan ikan, pakan udang, bibit udang, bibit ikan, probiotik hingga produk udang dan makanan olahan yang tersedia di pasar domestik maupun ekspor.
"Kami mempunyai misi menjadi pilihan para pecinta hewan kesayangan dalam menyediakan produk makanan, perawatan serta nutrisi dengan kualitas terbaik. Dan kami ingin menunjukkan pet food buatan Indonesia ke negara-negara tetangga," tandas Paulius. (RO/OL-09)
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pelatihan konsultan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT).
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
BALAI Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Penyiapan Tenaga Kompeten Brigade Pangan (BP).
BPS mencatat sektor perdagangan pertanian kedua negara mengalami pertumbuhan positif pada tahun ini, dengan pertumbuhan volume ekspor 8% hingga 11% dibandingkan tahun 2022.
Selain menjadi eksportir gula teratas, Brasil merupakan produsen tebu paling banyak di dunia dengan margin yang besar.
Dalam kegiatan tersebut, para pengusaha walet mendeklarasikan pembentukan Forum Komunikasi Pengusaha Burung Walet. Ketua PP KBSWI Panda Nababan dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum.
Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), melepas ekspor 1,78 ton dengan nilai Rp 35,38 miliar sarang burung walet produksi PT. Anugerah Citra Walet Indonesia ke Tiongkok.
Indonesia harus secepatnya membangun sistem pertanian modern yang ramah lingkungan, terutama menghadapi ancaman ketahanan pangan dan krisis global.
Riset ilmiah secara mendalam penggunaan puouk batu bara pada tanaman jagung dan kedelai saat ini sedang dilakukan oleh tim peneliti di Purdue University.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved