Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Erick Thohir: Utang Garuda Ternyata Tembus Rp100 Triliun

Insi Nantika Jelita
04/11/2021 17:07
Erick Thohir: Utang Garuda Ternyata Tembus Rp100 Triliun
Garuda Indonesia(FAJRIN RAHARJO / AFP)

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, utang yang dimiliki maskapai Garuda Indonesia (GIAA) ternyata menembus US$7 miliar atau sekitar Rp100 triliun.

Dia pun menyinggung, masalah finansial perusahaan pelat merah itu didominasi dari utang lessor atau penyewa pesawat. Bahkan, kasus dugaan korupsi di badan maskapai itu diungkit oleh Erick.

"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai US$ 7 miliar, karena leasing cost termahal yang mencapai 26% dan juga (kasus) korupsi. Ini lagi dinegosiasikan dengan para lessor," ungkapnya dalam rilis resmi, Kamis (4/11).

Namun, Erick tidak mendetailkan kasus dugaan korupsi apa yang dialami Garuda.

Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas, lanjutnya, terus mengkaji berbagai kemungkinan opsi terkait langkah pemulihan. Hal ini bertujuan agar flag carrier maskapai nasional itu bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik.

Baca juga: Erick Tohir Sebut Kerjasama dengan Emirates Perkuat Layanan Rute Domestik Garuda

'Meski demikian, kita tetap berusaha membuka opsi-opsi lain, paling tidak, agar bisa membantu pemulihan Garuda," jelas Menteri BUMN.

Garuda Indonesia pun melakukan kerja sama dengan maskpai Emirates di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Rabu (3/11). Perjanjian dalam bentuk code sharing tersebut mengatur ketentuan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.

Melalui kerja sama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri, Garuda dinilai Menteri BUMN, masih memiliki value di mata pelanggannya.

Hal ini pun diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik.

"Bagaimanapun juga, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? Yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis Garuda," pungkas Erick.

Pada November 2020 lalu, The United Kingdom's Serious Fraud Office (SFO) mengumumkan jika pihaknya melakukan investigasi kasus dugaan korupsi terkait Bombardier dan maskapai Garuda Indonesia.

Penyelidikan yang dilakukan lembaga korupsi itu mengacu pada kontrak dan pesanan dari Garuda Indonesia.

Untuk diketahui, pada Mei 2020, Mantan CEO Garuda Emirsyah Satar dipenjara karena tuduhan suap dan pencucian uang terkait pembelian pesawat dari Airbus dan mesin dari Rolls-Royce. Selain hukuman delapan tahun, ia juga didenda US$1,4 juta. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya