Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HARGA minyak berbalik naik dari kerugian sesi sebelumnya pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (15/10). Hal itu setelah produsen minyak utama Arab Saudi menolak seruan untuk tambahan pasokan OPEC+, dan Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan lonjakan harga gas alam dapat meningkatkan permintaan minyak di antara pembangkit listrik.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember terangkat 82 sen menjadi menetap di 84 dolar AS per barel, naik 1,0 persen, dan merupakan tingkat penyelesaian tertinggi sejak Oktober 2018.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman November menguat 87 sen menjadi berakhir di 81,31 dolar AS per barel, mencatat penutupan tertinggi tujuh tahun lainnya.
Pasar sebagian besar mengabaikan peningkatan besar yang tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS karena para penyuling memangkas produksi dalam periode yang umumnya lebih lambat untuk fasilitas tersebut.
Permintaan minyak akan meningkat setengah juta barel per hari (bph) karena sektor listrik dan industri berat beralih dari sumber energi yang lebih mahal, kata IEA, memperingatkan bahwa krisis energi dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam laporan bulanannya, IEA meningkatkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2022 sebesar 210.000 barel per hari, dan sekarang memperkirakan total permintaan minyak pada 2022 mencapai 99,6 juta barel per hari, sedikit di atas tingkat pra-pandemi.
Gedung Putih telah berdiskusi dengan para produsen minyak dan gas tentang biaya bahan bakar, dengan harga bensin eceran mencapai tertinggi dalam tujuh tahun dan tagihan pemanas musim dingin diperkirakan akan meningkat. Ia juga mendesak OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
"Pasar secara fundamental ketat," kata Mike Tran, direktur pelaksana strategi energi global di RBC Capital Markets. “Semua jenis tuas kebijakan yang mencoba mengerem sentimen pasar minyak adalah hal yang tidak terduga.”
Arab Saudi menolak seruan untuk peningkatan produksi OPEC+ tambahan, dengan mengatakan penghentian pengurangan produksi kelompok itu melindungi pasar minyak dari perubahan harga liar yang terlihat di pasar gas alam dan batu bara.
OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, telah melakukan pekerjaan “luar biasa” sebagai pengatur pasar minyak, kata menteri energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dalam sebuah forum di Moskow.
Baca Juga: Harga Minyak Turun 2% karena Stok AS Meningkat
Pada pertemuannya bulan ini, OPEC+ tetap pada kesepakatan sebelumnya untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari per bulan.
Stok minyak mentah AS naik secara mengejutkan 6 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan untuk kenaikan 702.000 barel yang diperkirakan para analis. Produksi naik tipis, mencapai 11,4 juta barel per hari.
Produsen serpih AS enggan berinvestasi dalam meningkatkan produksi setelah bertahun-tahun dengan pengembalian yang lemah, sehingga produksi AS masih jauh dari rekor akhir 2019 di hampir 13 juta barel per hari. Pada Rabu (13/10/2021), EIA mengatakan produksi akan rebound menjadi 11,7 juta barel per hari pada 2022.
“Kami mencapai 11,4 juta barel per hari dan itu masih jumlah yang sangat besar, tetapi kami memiliki ekonomi yang membutuhkan lebih dari itu dan Uni Eropa yang membutuhkan solar dan bensin seperti gila,” kata Tim Snyder, kepala ekonom di Matador Economics di Dallas. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Harga Minyak Jatuh Karena Kekhawatiran Permintaan Melambat
Presiden Donald Trump meminta Arab Saudi dan OPEC menurunkan harga minyak untuk membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Harga minyak mentah dunia merupakan indikator penting dalam ekonomi global. Fluktuasi harga minyak mentah berdampak langsung pada berbagai sektor.
Harga minyak mencapai level tertinggi baru dalam lima bulan pada Rabu (3/4). Emas meluncur ke puncak sepanjang masa di US$2,230.15 per ons sebelum turun sedikit.
Harga minyak hari ini diprediksi mengalami kenaikan. Meski terjadi koreksi harga minyak sesekali, tetapi tren umumnya menunjukkan kecenderungan naik.
Harga minyak WTI naik +1,9% ke level US$82,6 pada perdagangan hari Senin (18/3) malam, menandai level tertingginya dalam 4 bulan terakhir.
OPEC yang dipimpin Saudi Arabia berada di bawah tekanan setelah Presiden AS Joe Biden mengharapkan negara itu meningkatkan pasokan minyak global.
PERUSAHAAN perbankan investasi, Goldman Sachs Group Inc memberikan peringatan mengenai harga minyak mentah Brent yang berpotensi turun di bawah US$40 per barel.
HARGA minyak melonjak hampir 2% karena kekhawatiran pasar meningkat atas potensi serangan militer Iran terhadap Israel.
Ruang kendali itu terletak di titik paling tinggi anjungan kapal. Selama 52 tahun, hanya puluhan personil yang pernah duduk di kursi ruang kendali FSO Arco Ardjuna
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved