MENKO Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pasar modal memiliki peran vital dalam mendorong perekonomian Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, pasar modal telah berperan sebagai penyediaan dana pembangunan.
Walaupun memiliki peran penting, Luhut menilai tingkat kedalaman pasar Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan emerging market lainnya. Data menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar modal Indonesia pada 2020 baru mencapai 47% dari PDB. Posisi itu di bawah India sekitar 99% dan Malaysia sekitar 130%.
Baca juga: Semakin Banyak Emiten yang Galang Dana di Pasar Modal
"Inisiatif dan akselerasi pengembangan pasar keuangan perlu dikembangkan. Dari awal tahun sampai 8 Oktober 2021, jumlah pencatatan baru saham mencapai 38 perusahaan. Calon perusahaan yang masuk pipeline sebanyak 25 perusahaan. Angka pencatatan baru juga tertinggi di ASEAN dan nomor 12 dunia," ungkap Luhut dalam seminar virtual, Kamis (14/10).
Luhut menambahkan sepanjang 1 Januari-8 Oktober 2021 rata-rata frekuensi transaksi bursa mencapai 1,2 juta. Capaian itu meningkat 90% dibandingkan periode 2020. Data frekuensi harian juga mencatatkan rekor terbesar, yakni lebih dari 2,1 juta per 9 Agustus 2021.
Selain itu, jumlah investor di pasar modal Indonesia hingga 30 September 2021 menyentuh angka 6,4 juta atau meningkat 64%. Catatan tersebut didominasi investor retail sebanyak 90% dari total keseluruhan investor.
Baca juga: Presiden Apresiasi Pembangunan Pelabuhan Wae Kelambu
"Ini pencapaian membanggakan. Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) investor retail berkontribusi 64% dari total RNTH meningkat dibanding 2020 sebesar 48%," papar Luhut.
Dengan catatan tersebut, kata dia, semakin banyak generasi milenial dan generasi Z dengan proporsi 58% dari total investor ritel, yang melek terhadap investasi saham. Momentum di pasar modal Indonesia harus dijaga, agar lebih stabil dan kuat. Sehingga, pasar modal menjadi katalis positif untuk mendukung perekonomian domestik.(OL-11)