Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Soal Merger Pelindo, BUMN Ajak SWF untuk Kembangkan Pelabuhan

Insi Nantika Jelita
02/9/2021 20:14
Soal Merger Pelindo, BUMN Ajak SWF untuk Kembangkan Pelabuhan
Kapal yang memuat kontainer melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Kendari, Sulawesi Tenggara.(Antara)

MULAI awal Oktober, empat perusahaan BUMN di sektor pelabuhan resmi dilebur menjadi satu bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. 

Salah satu tujuan utama merger ialah menyulap Pelindo sebagai operator pelabuhan kelas dunia. Upaya yang dilakukan BUMN termasuk mengajak Lembaga Pengelola Investasi (INA) atau yang disebut sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia untuk bergabung. 

Lembaga itu diharapkan memberikan pendanaan untuk membangun sektor pelabuhan nasional yang semakin baik. "Salah satu kuncinya, kami melibatkan INA atau SWF masuk untuk memacu pengembangan pelabuhan. Jadi enggak boleh berhenti sampai di sini (merger)," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam diskusi virtual, Kamis (2/9).

Baca juga: Mulai Oktober, Unit Pelindo Dilebur Menjadi Satu

Diketahui, total aset penggabungan Pelindo I-IV mencapai Rp112 triliun dengan pendapatan sekitar Rp28,6 triliun. Pelindo II (IPC) pun menjadi perusahaan penerima penggabungan unit tersebut. Sedangkan, tiga perusahaan lainnya akan bubar tanpa proses likuidasi.

Kementerian BUMN dikatakannya juga berambisi membuat klaster logistik, yang keseluruhan ekosistem pelabuhan akan terintegrasi. Hal ini untuk mengefisiensikan operasional logistik di Indonesia.

"Kami akan membentuk berklaster logistik. Nanti bergabung PT Kereta Api Indonesia, PT Pos Indonesia, PT ASDP (Indonesia Ferry) dan Damri. Semua ini nantinya end-to-end bisnis. Satu sistem adalah solusi untuk bisa menekan biaya logsiitik," pungkas Arya.

Baca juga: Kemenperin Wajibkan Semua Industri Gunakan PeduliLindungi

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpendapat efisiensi aspek logistik di suatu negara diyakini bisa mendatangkan investor. Efisiensi logistik juga masuk dalam indikator kemudahan berusaha di satu negara, yakni indikator trading across borders.

"Tentu para investor akan melihat seberapa efisien biaya logistik di suatu negara, bila dibandingkan negara-negara lain. Penggabungan perusahaan pelabuhan memang jadi ikhtiar dalam mendukung pemulihan ekonomi," tutur Bhima.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya