Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Menkeu Zaman SBY Puji Kinerja Perekonomian di Tengah Pandemi Covid-19

Insi Nantika Jelita
05/8/2021 16:15
Menkeu Zaman SBY Puji Kinerja Perekonomian di Tengah Pandemi Covid-19
Ekonom senior dari Universitas Indonesia Chatib Basri(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

EKONOMI Indonesia pada triwulan II 2021 tercatat sebesar 7,07%. Ekonom senior dari Universitas Indonesia Chatib Basri mengungkapkan, ada performa perbaikan ekonomi secara konstan di tengah pandemi covid-19.

"Kinerja di triwulan kedua ini mencapai 7,07% atau dibulatkan 7,1%. Ini menunjukkan bahwa perbaikan ekonomi terjadi secara konsisten dengan berbagai leading indicators," ungkapnya dalam Dialog Ekonomi tentang Kinerja Ekonomi Kuartal II-2021, Kamis (5/8).

Indikator pertama dalam perbaikan ekonomi di kuartal II, menurut Chatib, adanya diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) kendaraan sebesar 100% untuk pajak terutang dari Juni hingga Agustus 2021, untuk mobil berkapasitas silinder hingga 1.500 cc.

"Kebijakan itu mendorong adanya peningkatan konsumsi untuk otomotif," ucapnya.

Indikator berikutnya dalam pemulihan ekonomi, kata Komisaris Utama Bank Mandiri ini, ditopang oleh performa baik komoditas industri, seperti manufaktur dan batu bara.

Baca juga: BPS: Ekonomi Membaik, Tapi Belum Kembali ke Posisi Normal

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri melaporkan, peningkatan permintaan batu bara di Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan, memengaruhi Harga Batu Bara Acuan (HBA) dalam negeri pada Agustus ini, yang menembus US$130,99 per ton.

"Komoditas ini itu memang berpengaruh pada penerimaan pemerintah. Itu sebabnya penerimaan pajak lebih baik dibandingkan tahun lalu pertumbuhannya. Karena penerimaan pajak itu banyak datang dari credible sector yang dikontribusi oleh perusahaan SDA," jelas menteri Keuangan di pemerintahan SBY-Boediono tersebut.

Berikutnya, dia juga menyinggung perbaikan ekonomi di kuartal II tahun ini karena adanya mobilitas yang kembali bergerak sebelum ada penerapan PPKM.

"Adanya mobilitas meningkat membuat sektor perdagangan semua leading indicators itu menunjukkan konsistensi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga bahkan tumbuh 5,93%," tandas Chatib. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik