Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
STIMULUS fiskal yang digulirkan otoritas Amerika Serikat (AS) sebesar US$1,9 triliun berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu diungkapkan Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi Makro Bank Indonesia Riza Tyas Utama.
Menurutnya, AS juga akan menerima tambahan stimulus fiskal hingga US$2 triliun pada kuartal IV 2021, jika mendapat persetujuan Kongres AS.
“Di sini sebenarnya juga kesempatan bagi Indonesia untuk memanfaatkan hal tersebut,” tutur Riza dalam pelatihan wartawan secara virtual, Kamis (25/3).
Baca juga: Menkeu: Kebijakan AS Berdampak Besar pada Pasar Keuangan Global
Lebih lanjut, Riza memandang stimulus itu akan berdampak pada pemulihan ekonomi AS, yang sepanjang 2020 lalu mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan Indonesia. Terlebih, stimulus sebesar US$1,9 triliun mencakup berbagai program yang mendukung konsumsi masyarakat. Sehingga, berdampak meningkatkan ekonomi Negeri Paman Sam.
“Stimulus yang besar itu tentu akan menjadi oli yang sangat efektif, terutama yang US 1,9 triliun. Karena diberikan dalam waktu enam bulan,” imbuh Riza.
Perekonomian AS dikatakannya mulai pulih seiring perbaikan konsumsi. Nantinya, kondisi itu berdampak positif bagi kinerja ekspor Indonesia. Sebab, AS tidak mampu memenuhi kebutuhan domestik, sehingga perlu melakukan impor.
Baca juga: APBN Tidak Bisa Sendiri Hadapi Pandemi
Indonesia, kata dia, harus mampu memenuhi kebutuhan impor dari wilayah AS, yang lebih awal mengalami pemulihan, khususnya dari aspek manufaktur. “Ini kita manfaatkan baik dari sisi volume dan dari sisi harga. Kita terkena dampak positifnya. Ini yang kita tidak boleh lewat,” ujsr Riza.
Menurutnya, jika produsen dan eksportir Indonesia mampu memanfaatkan momentum tersebut, akan terjadi multiplier effect bagi ekonomi Indonesia.(OL-11)
Bank Indonesia mengungkapkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$152,6 miliar atau senilai Rp2.477 triliun.
Sejak awal tahun hingga 3 Juli 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp52,95 triliun dan Rp34,72 triliun.
Sistem pembayaran digital QRIS Tap ditargetkan mendukung percepatan digitalisasi pembayaran di Sulawesi Selatan
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved