Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
INDUSTRI perbankan Indonesia sedang beralih menuju era digital untuk menjawab antusiasme konsumen terhadap layanan perbankan yang lebih praktis dan nyaman, serta mengikuti tren masifnya penterasi digital di sektor keuangan.
Bank digital memiliki segmen konsumen yang berbeda dengan bank konvensional. Bank bertipe digital juga tidak sama dengan institusi keuangan digital atau teknologi finansial (fintech) dalam hal esensi bisnisnya.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bank digital menargetkan segmen milenial, karena selain lebih melek terhadap teknologi, generasi muda digadang-gadang akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di masa depan.
"Penterasi digital semakin masif di sektor perbankan. Masyarakat menilai berbagai layanan digital bisa memberikan kemudahan dan kenyamanan. Pilihan semakin banyak, baik oleh bank digital maupun bank yang sedang bertransformasi digital," kata Tjandra Gunawan dalam keterangan pers, Senin (8/3).
Menurut Tjandra, digital segmen yang dibidik Bank Neo Commerce juga kaum milenial. "Dengan kami berubah visi ke digital, kami total masuk ke segmen baru yakni milenial. Tapi kami tidak akan meninggalkan segmen yang sudah ada. Kami bahkan berinovasi dengan segmen yang sudah ada," ungkapnya.
Ia mengatakan, bank yang sedang bertransformasi menuju digital akan tetap memprioritaskan nasabah lama, namun mereka akan menambah layanan-layanan digital untuk memberikan kemudahan.
Baca juga: Survei BI Indikasikan Keyakinan Konsumen Membaik pada Februari
Terkait perbedaan bank digital dengan konvensional, lanjut dia, adalah teknologi dalam proses perbankan dari awal hingga akhir. Pada bank konvensional masih terdapat aktivitas manual, sedangkan pada bank digital sepenuhnya ditangani sistem. Kendati demikian, bank digital tetap mengedepankan prinsip perbankan yaitu trust atau kepercayaan, sama seperti bank konvensional.
"Saat bank bertransformasi menjadi digital, key point adalah security. Justru dengan bertransformasi, security akan meningkat, dalam artian proses perbankan diubah menjadi digital atau seamless dari awal hingga akhir. Dalam hal ini, sistem yang melakukannya," kata dia.
Tjandra juga menjelaskan, yang menjadi pembeda antara bank konvensional dengan fintech adalah esensi bisnisnya.
"Bank kegiatan utamanya adalah menghimpun dana simpanan dan menyalurkan kredit. Bank berkewajiban, selain menghimpun, juga memastikan proses yang terjadi di dalamnya adalah proses yang prudence dan agile," kata dia.
"Maka esensi bisnis bank adalah business trust. Sedangkan fintech merupakan institusi pilihan juga dengan trust yang penting, namun dengan esensi tidak sama seperti pada bank," jelas dia.
Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) yang semula bernama Bank Yudha Bhakti dan diakuisisi Akulaku mendapatkan laba bersih Rp15,8 miliar pada 2020. Meski terdampak pandemi, mereka hanya turun 0,8% dari pencapaian 2019 senilai Rp16 miliar. (S-2)
PT Trimegah Karya Pratama atau UltraCorp terus mengembangkan bisnis dengan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan termasuk perbankan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menyelenggarakan BCA Business Case Competition (BBCC), sebuah kompetisi tahunan bagi mahasiswa Indonesia.
Kesadaran akan pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang mendorong banyak individu dan keluarga menjadikan asuransi jiwa sebagai bagian dari strategi perlindungan masa depan.
Sebagai platform investasi digital, Fundtastic terus berinovasi memperkuat posisinya dalam ekosistem keuangan di Indonesia.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) menegaskan reputasinya sebagai institusi keuangan nasional yang mampu bersaing di panggung global dengan masuk ke daftar Global 2000 Forbes pada 2025.
Data Bank Indonesia mencatat peningkatan transaksi perbankan digital sebesar 54,89% secara tahunan (YoY) hingga September 2024.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Identitas mesin kini menjadi bagian integral dalam ekosistem digital Indonesia—dari aplikasi perbankan, sistem pemerintahan, hingga layanan e-commerce.
Menurutnya, ada lima hal yang ditekankan bagi peserta yakni multimedia dan broadcasting, mikrotik, psikologi pendidikan, teknologi artificial intelligence (AI), dan jurnalistik.
PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) atau Sspace terus merealisasikan ekspansi bisnis ke segmen event and exhibition. Itu dilakukan melalui tranformasi Sspace Musik dari TV Kereta ke ruang publik.
Ketua IBLAM School of Law, Prof Angkasa menegaskan bahwa pendidikan hukum tidak bisa stagnan di tengah era yang bergerak cepat.
Tidak hanya memberikan training, Coding Camp juga akan mendukung penyerapan kerja para lulusan melalui Event Bursa Kerja daring.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved