Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Airlangga Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,3% pada 2021

M. Ilham Ramadhan Avisena
04/3/2021 16:05
Airlangga Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,3% pada 2021
Foto udara ruas Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di Jakarta.(Antara/Aditya Pradana)

PEMERINTAH optimistis perekonomian Indonesia  tumbuh di kisaran 4,5-5,3% pada 2021. Bahkan, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 diperkirakan mencapai 6%.

"Indonesia diperkirakan di 2021 pertumbuhannya mencapai 4,5%-5,3%. Bapak Presiden meminta agar kita menjaga di level 5%. Di 2022 targetnya adalah 4,8% sampai 6%," ujar Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat kerja Kemendag, Kamis (4/3).

Optimisme itu mengacu pada upaya penanganan pandemi covid-19 yang dinilai berjalan baik. Airlangga menyebut tingkat kesembuhan Indonesia berada di level 79,0%, atau lebih baik dari level global sebesar 86,4%.

Baca juga: Ini Strategi Kemendag untuk Dongkrak Kinerja Ekspor

Sedangkan kasus aktif Indonesia tercatat 10,87%, atau lebih rendah dari kasus aktif global sebesar 18,7%. Demikian pula dengan kasus covid-19 harian yang saat ini berkisar 6 ribu, atau lebih rendah dari awal 2021 yang mencapai 14 ribu.

"Jadi, dalam periode satu tahun terlihat bahwa situasi penanganan covid-19 sudah lebih baik," pungkas Airlangga.

Kondisi perekonomian nasional juga dinilai dalam tren yang positif. Sepanjang 2020, ekonomi nasional tercatat minus di kisaran 2%, atau lebih baik dibanding perekonomian negara lain.

Apalagi, berbagai indikator ekonomi menunjukkan sinyal perbaikan. Tercatat Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia di level 50,2, atau turun dari posisi Januari di kisaran 52. Namun, angka itu masih menunjukkan industri maunfaktur Indonesia dalam fase siap untuk ekspansi.

Baca juga: Menkeu: Anggaran PEN 2021 Dinaikkan Jadi Rp699,43 Triliun

Airlangga menambahkan bahwa perdagangan Indonesia juga berada dalam kondisi yang cukup baik. Selama 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang hingga US$21,74 miliar. Namun, tidak berarti pemerintah berpuas diri akan catatan tersebut, karena surplus dipengaruhi penurunan kinerja impor.

"Ini meski terjadi penurunan di bidang impor maupun ekspor, namun memberikan harapan. Karena sektor pertanian dan industri sepanjang 2020 tumbuh ekspornya 14% dan 2,94%," jelas dia.

Faktor lain yang menguatkan optimisme pemerintah, imbuh Airlangga, ialah kenaikan harga komoditas ekspor nasional. Seperti, kelapa sawit, batu bara dan nikel.(OL-11)
 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya