Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
NAIKNYA harga minyak dunia memberikan optimisme terhadap pelaku pasar, di tengah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi karena pengetatan perjalanan menjadi tekanan terhadap permintaan. Harga minyak cenderung menguat setelah OPEC+ menjalankan komitmen untuk tidak menaikan banyak produksi minyak serta pengurangan 1 juta barel/ hari oleh Arab Saudi.
Pemangkasan produksi minyak telah menopang pasar global melawan serangan terbaru dari pandemi. Harga minyak telah rebound menjadi USD 55 per barel dan menopang pendapatan produsen tanpa menyebabkan lonjakan yang berlebihan. Sementara itu, OPEC+ perlu mulai mempertimbangkan berapa lama untuk menekan produksi, perhitungan yang terdampak oleh potensi kembalinya pasokan dari sesama anggota Iran.
"Kami melihat Inti dari permasalahan saat ini adalah ketegangan yang mendasar antara Saudi dan mitra paling kritis mereka dalam aliansi tersebut yaitu Rusia," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus, Rabu (3/2).
OPEC dan mitranya telah memutuskan pada tahun ini untuk memulihkan sebagian dari 7,2 juta barel produksi harian, kira-kira 7% dari pasokan global. Pembatasan tersebut terbukti efektif, membalikkan pasar minyak yang pada April yang menyentuh harga di bawah nol. Namun, memulihkan produksi yang terhenti ternyata proses yang tidak mudah.
Meskipun OPEC+ dijadwalkan untuk mengembalikan total produksi 2 juta barel per hari tahun ini, mereka menyetujui jeda dua bulan setelah pemangkasan awal 500 ribu barel pertama pada Januari karena pandemi virus telah memberikan tekanan pada permintaan bahan bakar. Arab Saudi melipatgandakan pembatasan dengan mengumumkan pengurangan tambahan 1 juta barel.
Pada Rabu pekan ini, Komite Pengawasan Kementerian Bersama OPEC+ akan bersidang secara online untuk menilai prospek ke depan. Joint Ministerial Monitoring Committee (JMMC) OPEC kemungkinan tidak akan merekomendasikan kebijakan baru, yang sebaliknya akan ditangani pada pertemuan tingkat menteri berikutnya pada awal Maret.
baca juga: Prospek Virus Korona Membaik, Saham Asia Terangkat Tinggi
Pilihan untuk menjaga pembatasan produksi telah divalidasi oleh peluncuran vaksin yang tidak menyeluruh dan engetatan aktivitas di negara konsumen utama seperti Tiongkok. Eksportir minyak besar setuju pasar belum akan pulih sampai sekitar kuartal ketiga.
"Hal ini juga seiring dengan proyeksi kami bahwa pemulihan sebagai dampak dari distribusi vaksin paling cepat baru akan terlihat pada kuartal III-2021," kata Nico. (OL-3)
Pada Juli, negara-negara OPEC+ mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 411.000 barel per hari.
Presiden Donald Trump meminta Arab Saudi dan OPEC menurunkan harga minyak untuk membantu mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Harga minyak mentah dunia merupakan indikator penting dalam ekonomi global. Fluktuasi harga minyak mentah berdampak langsung pada berbagai sektor.
Harga minyak mencapai level tertinggi baru dalam lima bulan pada Rabu (3/4). Emas meluncur ke puncak sepanjang masa di US$2,230.15 per ons sebelum turun sedikit.
Harga minyak hari ini diprediksi mengalami kenaikan. Meski terjadi koreksi harga minyak sesekali, tetapi tren umumnya menunjukkan kecenderungan naik.
Harga minyak WTI naik +1,9% ke level US$82,6 pada perdagangan hari Senin (18/3) malam, menandai level tertingginya dalam 4 bulan terakhir.
Tiongkok mengimbau komunitas global untuk memperkuat upaya menurunkan ketegangan dan mencegah krisis regional berdampak lebih luas.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Pascaserangan rudal Iran ke pangkalan militer AS, harga minyak jatuh dan saham AS melonjak.
PEMERINTAH memastikan tekanan global imbas perang Ira-Israel masih dapat dimitgasi. Gejolak yang terjadi pada perekonomian masih dalam batas aman dan belum mengkhawatirkan.
Harga minyak mengalami lonjakan tajam usai Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran.
Penutupan Selat Hormuz diprediksi bakal mengganggu suplai minyak dunia, menyebabkan lonjakan harga, dan untuk sementara waktu mencegah kapal perang AS keluar dari Teluk Persia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved