Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
INDEKSHarga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi bergerak menguat jelang rilis data inflasi November 2020.
IHSG dibuka menguat 25,48 poin atau 0,45% ke posisi 5.637,89. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,09 poin atau 0,8% ke posisi 890,15. IHSG sempat melaju kencang hingga kembali menembus level 5.700, tepatnya 5.736,32.
Namun setelah mencapai penguatan tertingginya, indeks berbalik arah hingga kembali bergerak negatif ke bawah level 5.600 atau 5.594,29.
Menjelang pengumuman data inflasi pukul 11.00 WIB, indeks kembali berada di teritori positif dan bertahan hingga di akhir saatu sesi satu perdagangan yaitu 5.661,47.
Sebanyak 234 saham mengalami kenaikan, sedangkan 244 mengalami penurunan. Adapun saham yang stagnan harganya mencapai 194 dengan total nilai transaksi mencapai Rp10,4 triliun.
"Secara sentimen pergerakan IHSG hari ini berpotensi menguat di awal bulan Desember. Meski demikian, pergerakan IHSG dapat tertahan di tengah penantian sederet data ekonomi yang rilis hari ini seperti inflasi Indonesia, indeks kepercayaan bisnis, hingga inflasi Eropa," kata
Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi di Jakarta, Selasa.
Pada November, pergerakan bursa global didorong oleh optimisme vaksin yang mendorong kepercayaan tentang pemulihan ekonomi lebih cepat.
Di tempat lain, perang dagang antara China dan Australia masih berlanjut. China pekan lalu memberlakukan bea anti-dumping hingga 212 persen untuk anggur Australia.
Sedangkan sentimen positif dari dalam negeri datang dari indeks PMI manufaktur Indonesia pada November yang naik ke level ekspansi yaitu 50,6, dari sebelumnya 47,8.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 352,4 poin atau 1,33% ke 26.786,02, indeks Hang Seng naik 90,79 poin atau 0,34% ke 26.432,28, dan indeks Straits Times meningkat 3,3 atau 0,12% ke 2.809,25. (Ant/E-1)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor tertinggi kapitalisasi pasar (market cap) sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025, melampaui capaian tahun-tahun sebelumnya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2025, dibuka melemah 39,99 poin atau 0,50% ke posisi 7.903,83.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 20 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar. Sentimen utamanya akan berasal dari tingkat domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Selasa 19 Agustus 2025, diprediksi bergerak mendatar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat sejarah dengan menembus level psikologis 8.000 pada perdagangan Jumat (15/8).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved