Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ini Fokus Bank Dunia dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Fetry Wuryasti
15/10/2020 23:51
Ini Fokus Bank Dunia dalam Pemulihan Ekonomi Pascapandemi
Presiden Bank Dunia David Malpass(AFP/Brendan Smialowski)

PRESIDEN Bank Dunia David Malpass mengatakan jumlah korban pandemi Covid-19 sangat besar, dan orang-orang di negara termiskin cenderung menderita yang paling lama dan paling berat.

Krisis telah menjatuhkan lebih banyak ekonomi ke dalam resesi simultan dibandingkan 1870. Ini dapat menyebabkan hilangnya dekade yang ditandai dengan pertumbuhan yang lemah, keruntuhan banyak sistem kesehatan dan pendidikan, dan babak baru krisis hutang negara.

"Sebagai tanggapan, pendekatan kami di Grup Bank Dunia telah komprehensif. Kami fokus untuk menyelamatkan nyawa, melindungi orang miskin dan rentan, bekerja menuju pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, dan membangun kembali dengan cara yang lebih baik," kata David Malpass dalam pidatonya di pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF Annual Meeting 2020, Kamis (15/10) melalui rilis yang diterima.

Lebih lanjut, dia jelaskan pertemuan tahunan kali ini akan fokus pada empat aspek paling mendesak. Pertama pada kemiskinan dan ketimpangan. Malpass mengatakan perlu upaya berlipat ganda untuk mengentaskannya.

Proyeksi kemiskinan baru Bank Dunia menunjukkan bahwa pada 2021 akan ada tambahan 110 hingga 150 juta orang akan jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem, hidup dengan kurang dariUS $ 1,9 per hari.

"Kemiskinan diperkirakan akan meningkat pada 2020 untuk pertama kalinya sejak 1998. Jelas bahwa kita menghadapi pandemi ketimpangan yang unik: penurunan ekonomi yang lebih luas dan lebih dalam, serta melanda pekerja sektor informal dan orang miskin, terutama perempuan dan anak-anak," kata Malpass.

Kedua, terkait Sumber Daya Manusia. Akibat pandemi, lebih dari 1,6 miliar anak di negara berkembang telah putus sekolah, menyiratkan potensi kerugian sebesar US$ 10 triliun. Di sisi lain, kekerasan berbasis gender sedang meningkat. Angka kematian anak juga cenderung meningkat secara signifikan.

Baca juga : Bank Syariah Mandiri Gandeng Fintech Salurkan PEN ke UMKM

"Kemunduran ini menyiratkan pukulan jangka panjang pada produktivitas, pertumbuhan pendapatan, dan kohesi sosial. Itulah sebabnya kami melakukan segala yang kami bisa untuk meningkatkan kesehatan dan pendidikan di negara berkembang," kata Malpass.

Bank Dunia menetapkan respons Covid-19  jalur cepat, yang sejauh ini telah memberikan dukungan darurat ke 111 negara. Sebagian besar proyek sekarang sedang dalam tahap pencairan dana untuk pembelian masker, peralatan ruang gawat darurat, dan persediaan terkait Covid-19 lainnya.

Di bidang pendidikan, Bank Dunia bermitra dengan UNICEF dan UNESCO untuk negara-negara membuka kembali belajar mengajar sekolah dasar dan menengah, menerapkan strategi pembelajaran jarak jauh, menggabungkan sumber daya online dengan radio, TV, dan jaringan sosial.

Ketiga, negara-negara termiskin perlu dibantu mengurangi beban utangnya. Mereka meminta G20 untuk memperpanjang penangguhan pembayaran utang dari negara-negara termiskin.

"Kami juga membutuhkan alat baru untuk mengurangi stok utang negara-negara termiskin. Bank Dunia dan IMF mengusulkan kepada Komite Pembangunan rencana aksi bersama untuk pengurangan utang bagi negara-negara keanggotaan asosiasi pembangunan internasional (IDA) yang menghadapi situasi utang yang tidak berkelanjutan," kata Malpass.

Keempat, diperlukan kerja sama untuk memfasilitasi perubahan yang untuk pemulihan yang inklusif dan tangguh. Kuncinya, negara harus mengizinkan modal, tenaga kerja, keterampilan, dan inovasi untuk beralih ke lingkungan bisnis yang berbeda pasca-covid.

"Hal ini memberi nilai tinggi pada pekerja dan bisnis yang menggunakan keterampilan dan inovasi dengan cara baru. Dalam hal ini yang lebih mengandalkan digital dan lebih sedikit interaksi dan perjalanan fisik," kata Malpass. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya