Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Agustus Deflasi 0,05%, BPS: Daya Beli Masyarakat Belum Pulih

Despian Nurhidayat
01/9/2020 14:02
Agustus Deflasi 0,05%, BPS: Daya Beli Masyarakat Belum Pulih
Petani membawa sayur hasil panen ke pasar tradisional di wilayah Malang, Jawa Timur.(Antara/Ari Bowo Sucipto)

BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis data penurunan inflasi periode Agustus 2020. Itu tecermin dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) per Agustus 2020 yang menunjukkan deflasi sebesar 0,05%.

Kepala BPS Suhariyanto menyebut tingkat inflasi secara tahun kalender (ytd) di kisaran 0,93% dan inflasi secara tahunan (yoy) di angka 1,32%.

"53 kota mengalami deflasi dan 37 kota lainnya inflasi. Deflasi tertinggi di Kupang sebesar 0,92%. Penyebab utamanya penurunan harga beberapa komoditas, seperti ikan, daging ayam ras dan angkutan udara. Sementara deflasi terendah di Sibolga, Bekasi dan Banyuwangi sebesar 0,01%," papar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/9).

Baca juga: Deflasi 0,10% Pada Juli 2020, BPS: Daya Beli Harus Ditingkatkan

Adapun inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,88%. Penyebabnya ialah kenaikan harga emas perhiasan, minyak goreng dan ikan. Inflasi terendah terjadi di Batam dan Kediri masing-masing sebesar 0,02%.

Lebih lanjut, Suhariyanto menjelaskan deflasi periode Agustus merupakan deflasi kedua yang terjadi pada tahun ini. Pada Juli 2020 juga terjadi deflasi sebesar 0,10%. Inflasi tahunan pada Agustus 2020 sebesar 1,32% dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca juga: Jokowi Minta Pelaku Usaha Tetap Semangat

"Kita lihat perkembangan inflasi di berbagai negara menunjukkan pelambatan mengarah deflasi, karena pandemi menghantam demand dan supply side. Jadi trennya inflasi tahunan menurun," imbuh Suhariyanto.

Secara rinci, inflasi menurut kelompok pengeluaran per Agustus 2020 masih terjadi penurunan atau deflasi 0,05%. Terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,76%, serta tranportasi sebesar 0,14%.

Sebaliknya, inflasi tetinggi pada Agustus 2020 terjadi pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,02%.

Baca juga: Resesi Jadi Kenormalan Baru, Ekonom: Masyarakat Jangan Takut

"Menurut komponennya, deflasi utamanya disebabkan penurunan berbagai harga komoditas yang tergolong dalam harga bergejolak. Ini menunjukkan dari sisi supply sebetulnya cukup. Tapi juga perlu perhatian adanya pergerakan pada inflasi inti," pungkasnya.

"Pergerakan inflasi inti bulanan itu naik selama Agustus 2020, dari 0,16% ke 0,29%. Kita lihat tren tahunan inflasi inti terus menurun. Pada Agustus 2020 ini, inflasi intinya sebesar 2,03%. Ini menunjukkan daya beli masyarakat belum pulih akibat pandemi covid-19," tutup Suhariyanto.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya