Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
BADAN Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei tingkat inflasi yang dilakukan di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2020. Hasilnya, terjadi deflasi 0,10% yang berasal dari deflasi 61 kota IHK dan inflasi 29 kota IHK.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juli 2020 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Hasil pemantauan di 90 kota, terjadi deflasi sebesar 0,10%. Tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli 2020 adalah 0,98% dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,54%," jelas Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (3/8).
Dari 61 kota IHK yang mengalami deflasi, lanjut dia, Manokwari menjadi kota yang mengalami deflasi tertinggi, yakni 1,09%. Itu disebabkan penurunan beberapa harga komoditas bahan pangan, seperti bawang merah dan bawang putih.
Baca juga: Realisasi Stimulus Covid-19 Minim, Jokowi: Ini Urusan Ekonomi
Sementara itu, deflasi terendah sebesar 0,01% terjadi di 5 kota IHK, yakni Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk dan Bulukamba. Adapun Timika menjadi kota yang mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,45%. Inflasi tersebut disebabkan kenaikan tarif angkutan udara.
Kemudian, inflasi terendah terjadi di 2 kota IHK, yakni Banyuwangi dan Jember dengan masing-masing sebesar 0,01%. Suharyanto menekankan posisi deflasi yang terjadi pada Juli 2020 terlihat cukup dalam. Sebab, pada Juni 2020 masih terjadi inflasi sebesar 0,18%.
"Deflasi kali ini jauh dari inflasi Juli 2019 sebesar 0,31%. Perkembangan secara tahun kalender juga terus menurun. Kalau pada Juni 2020 1,96% dan pada Juli 1,54%," paparnya.
Deflasi pada Juli 2020 disebabkan 3 kelompok pengeluaran, yakni makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi 0,73%. Kemudian, kelompok transportasi 0,17%, serta perumahan, air listrik dan bahan bakar rumah tangga terjadi deflasi 0,01%.
Baca juga: Ada Libur Idul Adha, Okupansi Hotel Tidak Naik Signifikan
Adapun deflasi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau disebabkan penurunan harga bahan pangan. Misalnya, bawang merah tercatat deflasi 0,11%, harga daging ayam ras berkontribusi pada deflasi 0,04% dan harga bawang putih mengalami deflasi 0,03%. Kemudian, deflasi sebesar 0,01% pada komoditas seperti beras, cabai rawit dan gula pasir.
Sedangkan komoditas yang dominan memberi andil pada inflasi, yaitu telur ayam ras dengan inflasi 0,04% dan rokok putih tercatat inflasi sebesar 0,01%.
"Makanan, minuman dan tembakau deflasi 0,73% dan memberi andil pada tingkat deflasi pada Juni 2020 sebesar 0,19%. Banyak sekali komoditas pangan yang mengalami penurunan harga lumayan tajam. Sehingga kelompok makanan, minuman dan tembakau memberi andil pada deflasi 0,19%," urai Suhariyanto.
Selanjutnya, kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi 0,17% pada Juli 2020. Komoditas yang dominan berkontribusi pada tingkat deflasi ialah penurunan tarif angkutan udara dan memberi andil sebesar 0,05%.
Baca juga: Presiden: Kuartal III, Kunci Selamatkan Ekonomi Nasional
Kendati demikian, masih ada komoditas transportasi lain yang mengalami inflasi, yakni tarif angkutan antarkota dan tarif angkutan kendaraan roda empat online. Adapun kedua komponen berkontribusi pada tingkat inflasi Juli 2020 sebesar 0,01%.
"Penurunan tarif angkutan udara cukup dalam dan tidak bisa terkompensasi dengan naiknya tarif angkutan antarkota dan tarif kendaraan roda empat online,” imbuhnya.
Adapun inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya. Pada Juli 2020, tingkat inflasinya mencapai 0,93% dan berkontribusi pada tingkat inflasi sebesar 0,06%. Penyebab utama inflasi ialah melambungnya harga emas dan memberi andil sebesar 0,05%.
"Harga emas terus naik tajam dan mencapai puncaknya pada hari-hati terakhir ini. Ini terjadi di 80 kota IHK dan tertinggi terjadi Bungu sebesar 10% dan diikuti kenaikan harga emas di Tarakan, Medan dan Padang yang naik 9%," urai Suhariyanto.
Baca juga: Penduduk Miskin Meningkat, Menkeu: Pemerintah Andalkan Bansos
Dilihat berdasarkan komponen, deflasi pada Juli 2020 berasal dari komponen harga bergejolak (volatile price) sebesar 1,19%. Penyebabnya ialah penurunan harga bawang merah, harga daging ayam ras, bawang putih dan harga beras.
Sedangkan pada komponen harga yang diatur pemerintah (administered price) terjadi deflasi sebesar 0,07% dan menyumbang pada tingkat deflasi Juli 2020 sebesar 0,01%. Penyebab utamanya ialah turunnya tarif angkutan udara dan naiknya harga rokok putih, tarif angkutan antarkota dan tarif angkutan kendaraan roda empat online.
Pada komponen inflasi inti, terjadi inflasi sebesar 0,16%. Angka tersebut naik dari tingkat inflasi pada Juni 2020 yang sebesar 0,02%. Namun, jika dilihat dari tahun kalender, diketahui terjadi tren penurunan inflasi.
"Inflasi inti masih lemah, meski ada peningkatan di Juli 2020. Ini menunjukkan bahwa kita harus berupaya meningkatkan daya beli masyarakat," pungkas Suhariyanto.(OL-11)
BPS mencatat deflasi Gabungan Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY Mei 2025 sebesar -0,15% (mtm), turun dibandingkan realisasi April 2025 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (mtm).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan yang terjadi di April 2025 yang mengalami inflasi 1,17%.
BPS mencatat inflasi Jakarta pada April 2025 sebesar 1,44%, terutama bersumber dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perawatan pribadi dan jasa
PENURUNAN harga sejumlah komoditas pangan dalam sepekan terakhir membuka potensi terjadinya deflasi di Sumatra Utara pada April 2025.
BERDASARKAN rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 2,00% (mtm), setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,29% (mtm).
KETUA umum Apindo memprediksi bahwa momen Lebaran 2025 masih dibayang-bayangi sentimen daya beli masyarakat yang masih belum sepenuhnya pulih sejak akhir tahun lalu.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Pada moda kereta api, diskon yang diberikan sebesar 30% untuk sebanyak 3.522.464 tempat duduk atau sebesar Rp300 miliar. Untuk angkutan udara PPN ditanggung pemerintah
advokat yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum Anti Premanisme (Tumpas) melakukan audiensi dengan Polri
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved