Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Wapres: Pemerintah Bisa Kewalahan Jika Terjadi Krisis Ekonomi

Emir Chairullah
12/6/2020 17:04
Wapres: Pemerintah Bisa Kewalahan Jika Terjadi Krisis Ekonomi
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memberikan keterangan pers terkait covid-19.(Antara/Aditya Pradana)

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin mengakui pemerintah bakal kesulitan jika Indonesia mengalami krisis ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah tengah berupaya menghindari keterpurukan ekonomi akibat pandemi covid-19.

“Kalau kita tunda akan sangat berbahaya. Sebab bisa menimbulkan krisis ekonomi. Untuk membangkitkannya itu terlalu berat,” ujar Ma’ruf dalam keterangan pers, Jumat (12/6).

Awalnya, pemerintah lebih fokus pada upaya penanggulangan wabah covid-19. “Tetapi, bahaya yang semula kita anggap kecil, yaitu keterpurukan ekonomi, sudah menjadi bahaya yang sama besarnya,” pungkas Wapres.

Baca juga: New Normal, Presiden Ingatkan Daerah Buka Sektor Publik Bertahap

“Karena itu, bahaya keterpurukan ekonomi juga dinilai memiliki kedaruratan yang sama untuk ditanggulangi. Selain dampak sosial dan kesehatan akibat pandemi,” imbuhnya.

Wapres berharap seluruh pihak, baik pemerintah, pelaku usaha, praktisi pendidikan, praktisi kesehatan, maupun masyarakat, bekerja sama dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

“Sekarang ini kita berada dalam suasana transisi menuju kenormalan baru (new normal). Kita harus bersiap. Saya kira tidak perlu mempersoalkan tentang istilah, karena itu menjadi istilah global. Yang penting bersiap diri menghadapi new normal,” tegas Ma’ruf.

Baca juga: Akibat Pandemi, Kerugian Negara Bisa Capai Rp 316 Triliun

Lebih lanjut, dia menekankan pemerintah terus mendorong program percepatan pemulihan dampak pandemi covid-19. Di antaranya, melakukan pelayanan kesehatan yang intensif, serta mendorong stimulus untuk dunia usaha. Agar program berhasil dijalankan, masyarakat diminta  patuh pada protokol kesehatan di masa new normal.

“Dalam kita menghadapi bahaya covid-19 dan keterpurukan ekonomi, juga diperlukan untuk selalu patuh pada protokol kesehatan. Menjaga physical distancing, menggunakan masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan,” tandasnya.(OL-11)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya