Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Dolar Menguat karena Data Pekerjaan AS

Antara
06/6/2020 08:24
Dolar Menguat karena Data Pekerjaan AS
Dolar AS menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS secara tak terduga membaik.(ANTARA)

DOLAR sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS secara tak terduga membaik pada Mei, tetapi mata uang mengakhiri minggu ini lebih rendah, untuk minggu ketiga berturut-turut, karena ketidakpastian ekonomi AS membatasi kenaikan.

Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran turun menjadi 13,3% bulan lalu dari 14,7% pada April, merupakan yang tertinggi pasca Perang Dunia Kedua. Angka itu datang setelah survei menunjukkan kepercayaan konsumen, manufaktur dan industri jasa stabil.

Kondisi ekonomi telah meningkat secara signifikan karena bisnis mulai dibuka kembali setelah ditutup pada pertengahan Maret untuk memperlambat penyebaran covid-19.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,18% menjadi 96,93 pada akhir Jumat (5/6/). Indeks jatuh 1,4% dari penutupan Jumat lalu (29/5).

Dolar menguat 0,38% terhadap euro, di 1,129 dolar. Terhadap safe-haven yen Jepang, dolar menguat 0,44% menjadi 109,61 yen.

"Hari ini Anda telah melihat data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan keluar dari AS dalam hal angka pekerjaan," kata Manajer Portofolio Manulife Asset Management Chuck Tomes.

 "Reaksi di balik itu adalah ekspektasi pertumbuhan yang lebih baik yang keluar dari AS serta kurva imbal hasil yang semakin menanjak, yang keduanya telah memberikan dorongan pada dolar."

Baca juga: Emas Jatuh US$44,4 karena Data Pekerjaan AS Lampaui Ekspektasi

Namun demikian, kata Tomes, ketidakpastian tentang prospek ekonomi dan kemungkinan gelombang kedua infeksi telah membatasi keuntungan greenback.

Beberapa analis mengatakan kenaikan pekerjaan pada Mei mungkin tidak akan terulang lagi.

"Meskipun ini tidak diragukan lagi merupakan laporan ketenagakerjaan yang bagus, banyak kabar baik sudah diperhitungkan. Perkiraan masa depan dan harapan pada rebound ekonomi kemungkinan menjadi lebih tinggi," kata Wakil Ketua Ahli Strategi Investasi John Hancock Investment Management, Matt Miskin.

Penguatan dolar kurang terlihat terhadap euro dan dalam indeks dolar yang sangat membebani euro, setelah mata uang tunggal melonjak ditopang pengumuman Bank Sentral Eropa pada Kamis (4/6) yang memperluas program stimulusnya.

Euro melonjak 1,73% minggu ini, kenaikan mingguan ketiga beruntun, meskipun lebih rendah pada Jumat (5/6). (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya