Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

​​​​​​​Apindo Sambut Baik Kebijakan New Normal

M. Iqbal Al Machmudi
21/5/2020 13:56
​​​​​​​Apindo Sambut Baik Kebijakan New Normal
Sejumlah pekerja melakukan proses produksi di salah satu pabrik di Kudus, Jawa Tengah, Selasa (12/5).(ANTARA/YUSUF NUGROHO)

ASOSIASI Pengusaha Indonesia (Apindo) menyambut baik pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto untuk menyiapkan mekanisme scoring.

Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, mengatakan pengusaha sendiri tidak memiliki pilihan selain menjalankan usahanya agar kerugian tidak lagi membengkak.

"Pertama, tentu kami menyambut baik karena kita tidak punya pilihan lain kalau wabah ini justru berkepanjangan malahan akan rusak semuanya terutama ekonominya pasti akan berat situasinya," kata Hariyadi saat dihubungi, Kamis (21/5).

Pengusaha sendiri akan mengupayakan semaksimal mungkin mengeliminasi penyebaran virus korona. Namun, lanjut Hariyadi, ekonomi Indonesia juga memiliki konsekuensi apabila tidak memiliki uang untuk memberikan stimulus ekonomi akan ambruk.

"Kita juga realistis bahwa wabah virus korona ini tidak bisa dihilangkan begitu saja. Jadi kita harus memiliki strategi yang tepat agar ekonomi tidak berat. Untuk saat inikan yang utama protokol kesehatan dijalankan dengan baik atau tidak," ujarnya.

Baca juga: Komisioner KIP : Sektor Pertanian Perlu Dukungan Hadapi Pandemi

Untuk saat ini yang menjadi pertanyaan ialah apakah masyarakat sudah mematuhi aturan atau tidak. Dengan demikian, sosialisasi dan penegakkan hukum harus benar-benar diterapkan.

Misalnya tidak menggunakan masker langsung dikenakan denda atau orang yang berkerumun sehingga tidak mematuhi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) perlu diberikan hukuman.

"Terkait kemanan kesehatan saat operasional dari kami sebagai penguasa tentu siap, nyatanya pabrik-pabrik yang diberikan izin operasional oleh Kementerian Perindustrian tetap aman padahal ada 17 ribu pabrik yang mencuat hanya satu," jelas Hariyadi.

Namun, kebijakan tersebut menurut Hariyadi memiliki resiko yakni angka kasus baru virus korona juga bisa meningkat meski aturan kesehatan telah diterapkan

"Perlu diingat juga bahwa ini juga memiliki resiko yang tinggi pasti tingkat kematiannya akan besar tapi itu resiko mau gimana," ucapnya.

Dalam hal ini, pengusaha dan pemerintah harus mengantisipasi dini agar peningkatan kasusnya tidak melonjak. Namun, dari kebijakan new normal itu juga akan menimbulkan dampak baiknya juga.

"Baiknya ekonomi juga akan merangkak tetapi tidak cepat, masih ada waktu dan perlu waktu untuk menaikan kembali ekonomi dari wabah covid-19 ini," tegasnya

Perlu diketahui, langkah tersebut untuk sebagai upaya percepatan penanganan pandemi covid-19. Nantinta skema scoring dapat dilihat berdasarkan perhitungan epidemologi berbasis R0, kesiapan daerah terkait perkembangan penyakit, dan pengawasan virus dan kapasitas kesehatan. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik