Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
EMAS naik pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari kerugian hari sebelumnya di tengah ketidakpastian tentang bagaimana ekonomi akan bangkit dari perlambatan yang dalam. Meski optimisme tentang vaksin potensial untuk virus korona baru membatasi kemajuan logam mulia.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat US$11,2 atau 0,65%, menjadi ditutup pada US$1.745,60 per ounce. Sehari sebelumnya, emas berjangka jatuh US$21,9 atau 1,25% menjadi US$1.734,40 per ounce, menghentikan kenaikan selama empat hari beruntun.
"Fundamental untuk emas tidak pernah lebih baik dalam sejarah. Kecuali kita memiliki lebih banyak optimisme tentang vaksin, kita akan mulai melihat momentum kenaikan ke level baru," kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
"Setiap berita tentang kemunduran dalam reintegrasi bisnis ke dalam perekonomian pada akhirnya akan membawa emas lebih tinggi."
Stimulus global besar-besaran untuk membatasi kerusakan ekonomi dari virus korona telah mendukung emas, karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Baca juga: Dalam Tiga Bulan Pertama 2020, BNI Cetak Laba Rp4,25 Triliun
Sementara itu, memicu permintaan untuk safe haven adalah kekhawatiran akan memburuknya hubungan Tiongkok-AS, dengan Nasdaq Inc diatur untuk meluncurkan pembatasan yang akan membuat lebih sulit bagi beberapa perusahaan Tiongkok untuk mencatatkan sahamnya di sana.
Wall Street diperdagangkan bervariasi, setelah reli di sesi sebelumnya setelah pembuat obat Moderna mengatakan vaksin covid-19 eksperimentalnya menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji coba pendahuluan.
Lonjakan ekuitas dan minyak pada Senin (18/5) telah menyebabkan emas mundur dari tertinggi multi-tahun, ketika harapan uji coba vaksin potensial covid-19 mendorong para investor melirik aset-aset berisiko.
"Saat ini, pasar fokus pada setelah reli besar pada saham kemarin ... tetapi permintaan yang mendasarinya belum hilang," kata analis Saxo Bank Ole Hansen, menambahkan prospek ekonomi yang lebih lemah, langkah-langkah bank sentral dan ketegangan geopolitik akan menjaga harga emas tinggi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 43,3 sen atau 2,48%, menjadi ditutup pada US$17,901 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik US$20,3 atau 2,34%, menjadi menetap pada US$889,6 per ounce. (A-2)
Setelah lima hari berturut-turut tertekan, harga emas Antam akhirnya kembali bangkit pada Kamis, 14 Agustus 2025. Harga emas hari ini tercatat sebesar Rp1.933.000 per gram.
Pergerakan harga emas di pasar kembali menunjukkan dinamika. Harga emas di Pegadaian, pada Kamis 14 Agustus, 2025, mengalami fluktuasi harga jual.
Tren penurunan harga emas masih terus berlanjut. Harga emas Antam, pada perdagangan Rabu, 13 Agustus 2025, anjlok Rp7.000. Harga emas hari ini tercatat di level Rp1.917.000 per gram.
Kabar gembira kepada masyarakat yang ingin menambah koleksi investasi emas. Harga emas di Pegadaian, pada perdagangan Rabu 13 Agustus 2025, mengalami penurunan.
Kabar gembira bagi masyarakat yang berencana menambah koleksi atau investasi emas. Harga emas Antam pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025, mengalami penurunan.
Setelah mengalami stagnansi pada perdagangan kemarin, harga emas di Pegadaian pada hari Selasa, 12 Agustus 2025, mengalami penurunan.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved